Jumat, 3 Oktober 2025

5 Pejuang Kesejahteraan Indonesia Versi Danamon Award 2012

Dewan Juri Danamon Award mengumumkan 5 peraih Danamon Award 2012.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto 5 Pejuang Kesejahteraan Indonesia Versi Danamon Award 2012
googleimage

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Juri Danamon Award  mengumumkan 5 peraih Danamon Award 2012. Kelima peraih telah melewati proses seleksi yang ketat melalui empat kriteria penilaian yaitu motivation (motivasi), outcome (hasil), outreach (jangkauan), dan sustainability (keberlangsungan).

Tahun ini, Panitia Danamon Award menerima sebanyak 302 proposal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Dewan Juri melakukan 2 kali tahap penyeleksian yaitu dari sebanyak 302 proposal menjadi 15 finalis dan penjurian tahap kedua menyeleksi dari 15 finalis menjadi 5 peraih Danamon Award 2012.

Kelima peraih Danamon Award 2012 ini berasal dari daerah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat, dengan ragam kegiatan meliputi pertanian, pemberdayaan sosial dan lingkungan hidup, kesenian, dan online marketing.  

Berikut profil singkat kelima peraih Danamon Award 2012:  

Bambang Parianom “Penyelamat Lingkungan” yang berinisiatif melakukan reboisasi hutan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Tahun 2005, ia mendirikan Yayasan PUSAKA  untuk menggalang bantuan dana bagi petani binaan yang terlibat dalam penghijauan. Yayasan ini juga menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan usaha produktif dalam pelestarian alam yang melibatkan partisipasi masyarakat.

Djuhhari Witjaksono, “Seniman Bahari”  (82 tahun), warga, Mojokerto, Jawa Timur. Dengan belajar secara otodidak sejak tahun1980-an ia mampu membuat beragam perahu miniatur tradisional Nusantara. Omzet-nya kini mencapai Rp 30 juta per bulan.

Habibie Afsyah, “Suhu Internet Marketer”. Sejak bayi, Habibie didiagnosis mengidap penyakit langka Muscular Dystrophy tipe Becker yang merusak saraf motorik di otak kecilnya. Penyakit itu membuat tubuh Habibie tak bisa berkembang sempurna. Keterbatasan fisik dan gerak itu tak membuat Habibie patah semangat. Ia belajar seluk beluk marketing di dunia maya, aktivitas bisnis yang tak terlalu banyak menyita gerak fisik. Hasilnya luar biasa. Dari aktivitas mempromosikan produk yang dijual online, ia mampu memiliki pendapatan hingga ribuan dollar (USD) per bulan.

Joharipin, “Pemberdaya Petani”. Joharipin (37 tahun) terlahir dari keluarga petani di Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Indramayu. Pria yang akrab disapa Mas Jo ini awalnya merasa prihatin dengan harga benih yang mahal, juga pupuk yang seringkali langka. Belum lagi kesulitan modal yang seringkali memaksa dia dan petani lainnya harus rela berhutang pada tengkulak.

Dalam upayanya untuk menekan harga benih yang mahal, ia berhasil menemukan benih unggul padi Bongong yang merupakan hasil silangan benih padi kebo dan benih padi longong. Awalnya, Mas Jo hanya berbagi kepada 30 orang yang mau mengikutinya menanam padi dari benih lokal. Tapi sekarang sudah ribuan petani yang minta benih dari dia, karena benih padi Bongong ternyata menghasilkan panen lebih tinggi. Panen padi mereka yang sebelumnya menghasilkan hingga sampai 7 ton, dengan  benih Bongong panen bisa mencapai 10 ton

Lale Alon Sari, “Srikandi Tenun”. Lale Alon Sari (45 tahun) turun ke dusun-dusun memotivasi kaum perempuan agar bersama-sama keluar dari kondisi yang ada melalui Aliansi Peduli Perempuan Kembang Komak (AP2K). Lale memilih pemberdayaan melalui keterampilan menenun yang dikuasai perempuan setempat secara turun-temurun. Ia memberikan pelatihan, membuka akses terhadap bahan baku dan mengembangkan pemasaran dengan membangun artshop yang menjual hasil tenun.

Ia juga membentuk Koperasi Wanita “Stagen” untuk solusi permodalan. Koperasi ini memberikan jasa simpan pinjam kepada calon anggota dan anggota kelompok tenun. Kini masyarakat bisa hidup lebih sejahtera dan 60 kelompok perempuan penenun di Desa Batu Jai dengan 600 anggotanya bisa lebih mandiri.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved