Jumat, 3 Oktober 2025

Suu Kyi: Reformasi di Negeri Kami Cuma Permukaan

Aung San Suu Kyi mengingatkan kepada dunia, perubahan yang terjadi di negaranya, hanya berada di permukaan saja.

Editor: Gusti Sawabi
zoom-inlihat foto Suu Kyi: Reformasi di Negeri Kami Cuma Permukaan
IST
Aung San Suu Kyi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto

TRIBUNNEWS.COM , JAKARTA- Walau rezim militer Myanmar, sudah membuka diri dan memulai reformasi, pimpinan oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi mengingatkan kepada dunia, perubahan yang terjadi di negaranya, hanya berada di permukaan saja.

Menurutnya, proses reformasi di Myanmar, belum menyentuh persoalan dasar kehidupan bernegara di Myanmar yaitu kebutuhan akan demokrasi. Hal itu ia katakan dalam Forum Ekonomi Dunia yang dilangsungkan di Bangkok, Thailand, Jumat (1/6/2012).

Ia mencotohkan, apa yang terjadi di Parlemen Myanmar. Menurutnya lembaga para wakil rakyat itu sama sekali belum demokratis. Suu Kyi, diketahui, telah terpilih menjadi anggota legislatif, setelah memperoleh dukungan rakyat dalam Pemilihan Umum (Pemilu), yang diadakan di Myanmar baru-baru ini.

Namun saat pelantikan, dirinya beserta seluruh anggota legislatif dari partainya, LMD, menolak membacakan sumpah jabatan, karena ada sebuah klausul yang mewajibkan setiap wakil rakyat menghormati dan menjaga konstitusi negara Myanmar, yang dinilai kelompok oposisi, tidak demokratis.

Walau membongkar borok negara sendiri di depan perwakilan negara dunia, Suu Kyi, meminta kepada para pemimpin negara dunia untuk memberikan bantuan kepada negaranya.

Ia mengungkapkan, saat ini hal yang menjadi kebutuhan terbesar di Myanmar, adalah ketersediaan lapangan kerja dan pelatihan bagi warga muda negeri itu.

"Saya berdiri di sini bukan untuk memberitahu anda soal apa yang harus dilakukan tapi saya ingin katakan apa yang kami butuhkan," kata Suu Kyi dalam pidato besar pertamanya di luar negeri dalam 20 tahun terakhir itu.

Dia mendesak para investor untuk segera masuk ke Burma agar menciptakan peningkatan taraf hidup bagi warga Burma.

"Kami tak ingin investasi justru membawa ketidakadilan dan memberi keistimewaan bagi mereka yang sudah mendapatkannya. Yang kami inginkan adalah pekerjaan," tambah Suu Kyi. (bbc)

baca juga:

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved