Jumat, 3 Oktober 2025

Jadi Doktor Berkat Semburan Lumpur Lapindo

Polemik penyelesaikan kasus lumpur Lapindo masih terus berlanjut hingga saat ini. Namun, dibalik itu semua banyak masyarakat yang

Penulis: Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polemik penyelesaikan kasus lumpur Lapindo masih terus berlanjut hingga saat ini. Namun, dibalik itu semua banyak masyarakat yang tidak tahu bencana semburan lumpur panas itu justru mengubah nasib sebagian masyarakat menjadi lebih baik hidupnya.

Khoirul Huda (40) misalnya, seorang PNS di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo mengaku, semburan Lumpur Sidoarjo malah membawa nasib keluarganya menjadi lebih baik. Tempat tinggalnya di RT 10/ RW2 Desa Jatirejo, Kecamatan Porong, mulai tergenang lumpur pada September 2006.

Usaha konveksinya yang terletak di belakang rumah ikut tutup, dengan total kerugian sebesar 1,4 miliar rupiah. Dari hasil ganti rugi yang telah ia terima sebesar 80 persen, kini ia menempati tempat tinggal barunya seluas 250 meter persegi di Desa Sari Rogo, RT 11/RW2, Kecamatan Sidoarjo.

“Berkat uang ganti rugi yang sudah saya terima, saya malah berhasil mengembangkan usaha saya. Dari hasil usaha konveksi saya berhasil mengembangkkannya untuk usaha baru berupa digital printing yang karyawannya kebanyakan dari warga korban lumpur,” ujarnya, Rabu (30/5/2012).

Terkait pergantian rumah dan tanahnya, ia mengaku memilih bersabar menunggu upaya yang dilakukan PT Minarak Lapindo jaya (MLJ), daripada harus melakukan aksi.

“Lebih baik menyelesaikan persoalan ini dengan hati dingin. Pak Nirwan (Bakrie) sudah berupaya membayarnya. Itu harus kita lihat sebagai bentuk komitmen yang perlu dihargai. Apalagi saya dengar ini merupakan amanah ibunda Pak Nirwan agar warga tidak sengsara. Didampingi bupati dan kapolres kami sudah bertemu Pak Nirwan yang telah komit akan menyelesaikan semuanya hingga akhir tahun ini,” ungkapnya.

Sementara Suparman (47) mengaku telah menerima lunas 100 persen ganti rugi asset tanah dan bangunnanya sebesar 1 miliar rupiah. Bekas warga Desa Kedungbendo RT 11/RW4 Kecamatan Tanggulangin ini mengaku PT MLJ membuktikan komitmennya dalam melunasi tanggungan tersebut meski dengan jalan diangsur.

Pria yang sebelumnya karyawan PT PAL (persero) ini sekarang telah menempati rumah barunya  di di Perum Candi Loka Blok Y Nomor 3, Desa Balong Gabus, Kecamatan Candi.

Sementara Rachmat (39), eks warga Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera I Blok AC-6 yang tenggelam pada November 2006, memiliki kisah yang berbeda. Ia mengatakan, musibah Lumpur Sidoarjo membawa hikmah positif bagi dirinya yang berprofesi sebagai dosen ilmu komunikasi tersebut.

Kini Doktor lulusan Edithcowan University, Perth tersebut bersama keluarganya mendiami rumah baru seluas 120 meter persegi, di kawasan Karang Ploso, Malang, yang ia beli dari hasil ganti rugi.

“Saya bisa lulus doctor lewat tesis tentang manajemen krisis Lumpur Sidoarjo, dan Alhamdulillah sekarang saya sudah menjadi PNS dan pengajar tetap di Unibraw,” ungkapnya.

Ayo Klik:

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved