Pesawat Sukhoi Jatuh
Penjaga Rumah Kapten Gatot Purwoko Tak Kuasa Menahan Tangis
Mukhtar, seorang penjaga keamanan di kediaman Kapten Gatot Purwoko, tak mampu membendung
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bahri Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mukhtar, seorang penjaga keamanan di kediaman Kapten Gatot Purwoko, tak mampu membendung air matanya saat mengikuti prosesi pemakaman Kapten Gatot Purwoko.
"Tadi pas ngubur, saya mundur ke belakang, saya nangis, nggak kuat, Bang. Rasanya berat banget nerimanya," tutur Mukhtar kepada Tribun, Rabu (23/5/2012).
Mukhtar mengaku sudah sekitar 30 tahun mengabdi kepada almarhum Kapten Gatot Purwoko. Mukhtar mengenang almarhum sebagai sosok yang sangat baik.
"Saya sudah anggap bapak (Gatot) seperti orangtua sendiri, bapak baik banget sama saya," tutur Mukhtar.
Mukhtar menambahkan, almarhum juga ia kenal sebagai sosok yang sangat dermawan.
"Bapak di lingkungan juga baik, peduli sama masyarakat. Bapak sering nyumbang tapi nggak mau disebut-sebut," ujar Mukhtar.
Arif, menantu Mukhtar yang juga sering membantu di rumah almarhum, mengatakan, semua biaya sekolah anak-anak Mukhtar ditanggung oleh almarhum.
"Saya juga pernah ditanya, kamu dulu sekolah sampai tingkat apa, saya jawab cuma sampai SD Pak. Bapak (Gatot) bilang, coba kamu ketemu saya dari dulu saya sekolahin kamu. Saya disuruh sekolah lagi, tapi saya malu liat umur saya," terang Arif.
Arif juga melihat sosok almarhum sebagai pribadi yang sangat ramah. Menurut Mukhtar, almarhum selalu menegur dan menyapa orang terlebih dahulu, siapapun orangnya.