Banyak Anak Jalanan, Wisatawan Tak Nyaman di Bandung
Selain terjebak macet mereka mengaku diganggu banyaknya anak jalanan (anjal), gelandangan dan pengemis (gepeng) yang berkeliaran di pusat
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Wisatawan yang datang ke Kota Bandung mengaku kurang nyaman. Selain terjebak macet mereka mengaku diganggu banyaknya anak jalanan (anjal), gelandangan dan pengemis (gepeng) yang berkeliaran di pusat pusat keramaian di Kota Bandung.
Wisatawan menyesalkan ketidaknyamanan, terutama saat makan selalu ada anjal mendekat dan meminta uang. Jika tak diberi terus berdiri sehingga mengurangi selera makan.
"Anjal tak hanya di tempat makan, hampir di setiap langkah selalu ada. Di masjid, pusat perbelanjaan bahkan baru berjalan dengan mobil ketemu lagi dengan anjal di lampu merah," ujar Setiadi, warga asal Jakarta, Sabtu (19/5/2012) saat ditemui di Masjid Raya.
Sementara itu Kepala Seksi Tuna Sosial Dinsos Kota Bandung, Tjutju Surjana mengatakan, setiap libur akhir pekan anjal dan pengemis meningkat sepuluh persen.
"Peningkatan pengemis karena melonjaknya wisatawan ke Kota Bandung, ibarat pepatah, ada gula ada semut, semakin banyak wisatawan yang datang, makin banyak pengemis memanfaatkan," ujar Tjutju.
Jumlah anjal yang ada di Kota Tjutju mengatakan berdasarkan data Dinas Sosial anjal dan gepeng di Kota Bandung saat ini tercatt 5.111 orang.
"Mayoritas anjal dan gepeng berasal dari luar Kota Bandung, seperti Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat," ujarnya.
Untuk mengantisipasi bertambah banyaknya gepeng dan anjal dilakukan razia tapi belum membuahkan hasil karena anjal tetap marak.
Baca juga: