Sabtu, 4 Oktober 2025

Setelah Tukar Komodo lalu Tukar Manusia?

Mengritik rencana pemerintah pusat menukarkan Komodo dengan Panda dari Cina, Bupati Manggarai, Drs. Christian Rotok, mengatakan

Editor: Johnson Simanjuntak

Laporan Wartawan Pos Kupang, Eugenius Moa

TRIBUNNEWS.COM, RUTENG - Mengritik rencana pemerintah pusat menukarkan Komodo dengan Panda dari Cina, Bupati Manggarai, Drs. Christian Rotok, mengatakan, setelah tukar Komodo dengan Panda dari Cina, tidak lama lagi tukar orang kulit hitam dari Manggarai dengan kulit putih dari Cina.

"Belum lagi tukar orang kulit hitam dari Manggarai  dengan orang kulit putih dari Cina. Jangan langgar  lagi, itu karunia yang sudah diberikan Tuhan. Komodo harus ada di Pulau Rinca  dan Pulau Komodo, sedangkan Panda harus hidup di Cina," tegas Christian Rotok, kepada Pos Kupang  di Ruteng, Rabu (16/5/2012).

Pernyataan Christian menanggapi rencana pemerintah pusat beberapa waktu lalu untuk menukarkan binatang Komodo dari Pulau Komodo dan Rinca, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) dengan Panda dari Cina.

Penukaran itu sebagai bagian dari nota kesepahaman antara Pemerintah Indonesia dan Cina, dalam kunjungan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono ke Cina pada Maret 2012.

Salah satu kesepakatan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Cina, Hu Jiantao, yakni akan saling tukar satwa langka antara kedua negara. Indonesia akan menyerahkan Komodo kepada Cina, dan Cina akan menyerahkan Panda kepada Indonesia.

Belum sempat rencana itu direalisasikan, keberatan disampaikan Bupati Mabar,  Drs.Agustinus Ch.Dulla.

Chris mengatakan, habitat  hewan Komodo tidak bisa  dipindahkan. Di Taman Safari Bali, Komodo yang dipindahkan dari Pulau Komodo tidak seperti aslinya.  

"Saya  lihat  di  Taman Safari di Bali, warna kulit Komodo yang  dipindahkan itu tidak sama dengan yang hidup di Komodo. Habitatnya berbeda-beda," ujarnya.

Chris mengaku  tak tahu persis konsep pemerintah pusat menukarkan Komodo dengan Panda. "Tuhan sudah beri seperti itu, jangan diubah-ubah lagi. Mereka itu sembarangan. Komodo mau ditukar dengan Panda. Tulis begitu,"  kritik Chris.

Dikatakannya, kehadiran Komodo di Mabar atau Panda di Cina supaya  terbangun  interaksi  sosial.

"Kita dari sini bisa ke Cina menyaksikan Panda yang ada di sana. Begitu pula turis  yang datang daru Eropa, Asia  dan Amerika  bisa datang ke Indonesia lihat Komodo," kata Chris.

Pegiat  lingkungan hidup, Rofino Kant mengritik  penolakan menukar Komodo dengan Panda. 

Menurut dia, yang paling penting tidak mengambil  Komodo dari cagar alam biosphere  Taman Nasional Komodo. Komodo itu bisa diambil dari Taman  Nasional Gembira Loka Yogyakarta dan  Kebun Binatang Surabaya.

"Toh Komodo  yang ada  di  sana populasinya sangat banyak, sedangkan di cagar biosphere tidak boleh  ada komodo yang masuk dan keluar," kata Rofino, dihubungi Pos Kupang, Rabu (16/5/2012).

Menurut dia,  wisatawan asal Cina jarang mengunjungi  Taman Nasional  Pulau Komodo. Kehadiran  Komodo yang kelak menghuni  kebun kebun  binatang di Cina  justru bisa menarik penduduk di sana mempelajari Komodo dan menarik mereka datang ke Komodo.

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved