Bom ATM BRI
Petani Lahan Pantai Kulonprogo Bantah Terlibat
PPLP Kulonprogo menegaskan pihaknya tidak terkait pembakaran Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank BRI menggunakan bom molotov

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hary Susmayanti
TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP) Kulonprogo menegaskan pihaknya tidak terkait pembakaran Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank BRI menggunakan bom molotov di pelataran parkir Vikita Swalayan, Sleman, Jumat (7/10/2011) dini hari. Penyebutan nama tokoh PLPP, Tukijo, dalam selebaran yang ditemukan sebagai barang bukti, tak ada hubungan dengan PLPP.
Hal ini ditegaskan Ketua PPLP Kulonprogo, Supriyadi, saat dihubungi wartawan, Jumat (7/10/2011) siang. Menurutnya, aksi pembakaran tersebut tidak mencerminkan perjuangan yang selama ini dilakukan oleh warga pesisir selatan Kulonprogo. Perjuangan PPLP tidak akan keluar dari koridor hukum yang berlaku.
"Kami tidak ada sangkut pautnya dengan pengemoban ATM tersebut. Selama ini kami memperjuangkan penolakan penambangan pasir besi dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan di negeri ini," tegasnya.
Supriyadi mengatakan, aksi yang dilakukan orang tak bertanggungjawab tersebut merupakan upaya untuk memfitnah PPLP agar bisa terjerumus pada tindakan anarkis. Selain itu, tujuan para pelaku adalah untuk memprovokasi warga supaya bisa menimbulkan gejolak di masyarakat. Perjuangan yang dilakukan oleh PPLP selama ini murni berasal dari masyarakat pesisir yang menolak hadirnya penambangan pasir besi di wilaya mereka.
Menurutnya, selama ini banyak fitnah yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu ke paguyuban yang dipimpinnya. Namun hal tersebut tetap tidak akan membuat warga masyarakaat terjerumus provokasi orang-orang yang tidak bertanggung jawab tersebut. Masyarakat sudah berkomitmen untuk memperjuangkan penolakan terhadap penambangan pasir besi dengan cara-cara yang sesuai hukum. (*)