Senin, 6 Oktober 2025

Waktunya Muda Mudi Dapat Wawasan

Di Balik Meriahnya Sound Horeg, Tersimpan Risiko Kesehatan dan Ketidaknyamanan

Sound horeg merujuk pada sebuah aktivitas hiburan yang menggunakan perangkat pengeras suara besar.

Editor: Content Writer
Tribunnews.com/Rahmat Fajar Nugraha
FENOMENA SOUND HOREG - Ilustrasi sound horeg. Aktivitas ini berpotensi menimbulkan dampak serius, terutama terhadap kesehatan pendengaran. 

TRIBUNNEWS.COM - Fenomena “sound horeg” belakangan ini menjadi perbincangan serius di media sosial. Di platform X, misalnya, banyak warganet yang menyoroti kegiatan ini karena dinilai menimbulkan gangguan kenyamanan, terutama akibat kebisingan suara yang ditimbulkan.

Banyak dari mereka yang merasa jengah dengan suara keras yang dihasilkan oleh aktivitas ini di lingkungannya. Bahkan, dalam sebuah unggahan di platform X oleh akun @adarwis, terlihat video yang memperlihatkan suara dari sound horeg begitu keras hingga menyebabkan jendela rumah salah seorang warga bergetar hebat dan nyaris pecah.

Apa itu Sound Horeg?

Sound horeg sendiri merujuk pada sebuah aktivitas hiburan yang menggunakan perangkat pengeras suara besar, biasanya digelar di ruang terbuka seperti pinggir jalan, lapangan, atau bahkan kawasan permukiman. 

Aktivitas ini dapat berupa organ tunggal, dangdutan, atau pesta jalanan lain yang menggunakan sound system bervolume tinggi, dan sering kali dimainkan hingga dini hari. Fenomena sound horeg cukup marak di sejumlah wilayah Jawa Timur, khususnya di Malang dan sekitarnya.

Meski kerap dianggap sebagai bagian dari hiburan rakyat, aktivitas sound horeg berpotensi menimbulkan dampak serius, terutama terhadap kesehatan. Paparan suara dengan volume tinggi dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Oleh karena itu, sound horeg dapat dikategorikan sebagai bentuk polusi suara atau noise pollution.

Polusi Suara: Kebisingan yang Ganggu Kesehatan

Dilansir dari National Geographic Society, polusi suara atau noise pollution adalah suara yang mengganggu dan dapat berdampak pada kesehatan serta kesejahteraan manusia maupun makhluk hidup lainnya.

Dalam konteks sound horeg, suara yang dihasilkan umumnya sangat keras, berlangsung dalam durasi panjang, dan kerap dilakukan hingga larut malam. Kondisi ini tentu mengganggu kenyamanan warga, terutama saat beristirahat.

Baca juga: Viral Sound Horeg di Laut Ganggu Biota Laut, Susi Pudjiastuti Doakan agar Ditenggelamkan Ombak

Di samping mengganggu kenyamanan, kebisingan berlebihan juga berisiko menimbulkan gangguan kesehatan, terutama pada indra pendengaran. Menurut Hearing Health Foundation, paparan suara di atas 70 desibel dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan ketulian. 

Selain gangguan pendengaran, beberapa dampak kesehatan lain yang mungkin timbul dari kebisingan suara antara lain:

  • Stres dan gangguan tidur, yang dalam jangka panjang bisa menurunkan kualitas hidup.
  • Gangguan konsentrasi, terutama bagi pelajar atau pekerja yang membutuhkan lingkungan tenang.
  • Meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan gangguan jantung.

Sementara itu, mengutip dari Kompas, tingkat kebisingan yang dihasilkan sound horeg dapat mencapai lebih dari 135 desibel. Artinya, paparan suara dari sound horeg berisiko tinggi menyebabkan kerusakan pendengaran bagi siapa pun yang terpapar secara langsung dan terus menerus.

Regulasi yang Serius dalam Penanganan Sound Horeg

Merespons banyaknya keluhan masyarakat, Polda Jawa Timur secara resmi mengeluarkan imbauan pelarangan penyelenggaraan sound horeg pada 18 Juli 2025. Imbauan ini turut berkaitan dengan fatwa haram terhadap sound horeg yang sebelumnya dikeluarkan oleh MUI Jawa Timur.

Mengacu pada permasalahan ini, penyelenggaraan hiburan rakyat dengan sound horeg sejatinya masih memungkinkan, selama ada aturan yang jelas dan penegakan regulasi yang tegas.

Hiburan rakyat memang memiliki peran penting sebagai sarana ekspresi dan interaksi sosial, namun keseimbangan tetap diperlukan agar hak masyarakat untuk hidup di lingkungan yang tenang dan sehat tidak terabaikan.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan terkait aturan penggunaan sound horeg antara lain:

  • Membatasi jam operasional dan volume suara dalam kegiatan sound horeg.
  • Mewajibkan izin resmi bagi setiap penyelenggaraan hiburan dengan pengeras suara.
  • Menyiapkan ruang publik khusus untuk kegiatan musik atau hiburan rakyat, agar tidak mengganggu kawasan permukiman.
  • Edukasi kepada komunitas penyelenggara, bahwa hiburan yang baik adalah yang tidak merugikan orang lain.

Sama halnya dengan polusi udara atau air, polusi suara juga berdampak negatif bagi kesehatan, terutama pada indra pendengaran. Dalam konteks sound horeg, penyelenggara seharusnya turut memerhatikan kenyamanan warga sekitar yang terdampak. Dengan begitu, sound horeg dapat menjadi hiburan yang membawa kebahagiaan, bukan justru menuai keluhan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved