Senin, 6 Oktober 2025

Muslim dan Kristen Jaga Kampung saat Pemeluk Hindu Nyepi di Karanganyar Jateng

"Jangan sampai cahaya lampu rumah ke luar. Ini bentuk penghormatan kami kepada warga yang tengah menjalankan ibadah Nyepi".

Editor: Mohamad Yoenus

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rika Irawati

TRIBUNNEWS.COM, KARANGANYAR - Warga di Dukuh Jlono, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah membuktikan diri Indonesia adalah negara toleransi.

Hal itu dibuktikan saat pelaksanaan Nyepi beberapa hari lalu, menjadi bukti keragaman tak menghalangi rasa saling menghormati bahkan semakin mempererat kekeluargaan.

Rabu (9/3/2016) sore suasana di Dukuh Jlono mulai temaram. Alih-alih menyalakan lampu yang ada di pinggir jalan dan teras, warga justru menutup rapat gorden dan pintu rumah agar sedapat mungkin, satu-satunya cahaya lampu di kamar tak memancar ke luar.

"Jangan sampai cahaya lampu rumah ke luar. Ini bentuk penghormatan kami kepada warga yang tengah menjalankan ibadah Nyepi," ungkap Citro Suwarso, ketua RW 15 Dukuh Jlono, Karanganyar yang beragama Islam.

Dukuh di ujung timur Desa Kemuning ini terdapat 35 rumah yang dihuni hingga 60 kepala keluarga.

Dari jumlah tersebut, hampir separuhnya adalah pemeluk Hindu. Sisanya bergama Islam dan Kristen.

Pada Rabu itu, mulai pukul 06.00 hingga Kamis pukul 06.00, umat Hindu di Jlono dan Desa Kemuning melaksanakan ibadah Nyepi.

Ada yang di rumah namun tak sedikit yang memilih di Pura Tunggal Ika dan Jonggol Santiloka sebagai lokasi menyepi.

Pura Tunggal Ika berada di utara desa sementara Pura Jonggol Santiloka ada di ujung timur Dukuh Jlono.

Saat umat Hindu melaksanakan Catur Brata, umat non-Hindu menjaga keamanan dukuh.

Di sela kegiatan siang, sesekali kaum muda dan bapak-bapak warga dukuh setempat mengecek kondisi rumah warga yang ditinggal ke pura.

Malam hari pun mereka keliling dukuh yang diselimuti kegelapan, sambil membawa senter, untuk ronda. Mereka bertugas layaknya pecalang (polisi adat di Bali).

"Sudah kebiasaan kami sejak dulu seperti ini. Kami harap, harmonisasi dan kerukunan ini juga tertular ke wilayah lain, bahkan di Indonesia," ujar Hariyanto, warga Kristiani yang ikut berjaga.

Toleransi juga ditunjukkan keluarga Widyati Sutikno. Meski berjarak sekitar 200 meter dari Pura Tunggal Ika, lokasi Nyepi, dia tak menyalakan lampu di depan rumah dan sebagian di dalam rumah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved