Tribunners / Citizen Journalism
Siapa Mak Comblang CLBK-nya JI ke Negara Kesatuan Republik Indonesia?
Siapa mak comblang upaya penyadaran kembalinya JI ke pangkuan Negara Kesatuan Republlik Indonesia saat mereka menyatakan diri bubar.
“Apakah iya, negara seperti Indonesia ini pantas kita perangi? Apakah benar negara ini dibangun dengan satu landasan ideologi thagut? Apakah Indonesia memusuhi Islam?
Namun yang pada kenyataannya, Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Mereka hidup damai dan mendapatkan hak-hak sebagai muslim yang sangat luar biasa dari negara”.
Pergumulan hati dari para petinggi Jamaah Islamiyah ini selalu menghantui mereka. Belum lagi soal kenyataan makin banyak anggota mereka yang ditangkap, lalu meninggalkan pilu anak istrinya, soal ketersediaan sumber dana yang makin sulit, akses sumber dana mereka banyak yang mampet salurannya, dan ketakutan masyarakat untuk menyumbang karena ada konsekuensi hukum tentunya.
Lalu ada satu kontemplasi mendalam “Jangan-jangan memang jihad kita yang salah, yang mengambil istimbath-istimbath hukum islam serampangan yang berbeda, malah berlawanan dengan ulama mayoritas di Indonesia yang mumpuni keilmuannya tentang semangat jihad dalam Islam.”
Galau itu menjadi, dan rasa ingin kembali kian menggebu.
Tentu keinginan itu tidak mudah disampaikan, terlalu aneh dan akan menimbulkan tafsir-tafsir yang justeru akan mencederai keinginan ikhlas dengan penuh kesadaran mereka akan kembali kepada pangkuan NKRI.
Lalu di sini peran Mak Comblang atas jalan mulus islah, CLBK itu terjadi, yakni Densus 88 AT Polri.
Lho bukannya kelompok teror semacam Jamaah Islamiyah adalah target buru Densus 88?
Memang, namun ketika mereka punya iktikad baik untuk sadar, soft approach Densus 88 dilakukan, membersamai perjalanan islah dan keinsyafan mereka, meyakinkan ijtihad mereka kembali ke NKRI, mengkuti semangat keagamaan mayoritas ulama di Indoensia adalah hal yang benar dan harus.
Tidak mudah dan tidak juga dalam waktu yang singkat, akan banyak pertanyaan, pertimbangan dan diskusi yang panjang sebelum benar-benar mendeklarasikan sikap mereka yang baru kepada NKRI.

Jika salah memberikan assesment pada kelompok teroris yang lagi galau tersebut, maka akan fatal akibatnya.
Di sini sebenarnya Densus 88 AT Polri dengan segala instrumennya diuji, dan alhamdulillah, berhasil.
Mari kita apresiasi Densus 88 AT Polri, khidmat mereka dalam amanah menjaga bangsa ini tidak mudah, salut dan angkat topi.
Mari kita ucapkan selamat datang kepada saudara kita, kepada para anggota eks Jamaah Islamiyah, yang konon menurut pengakuan Para Wijayanto, mantan pimpinan tertinggi Jamaah Islamiyah, anggota mereka ada tidak kurang dari 6.000 orang.
Maka akan ada 6.000 orang yang siap untuk menghidmatkan diri kepada bangsa ini. Belum lagi para santri dari ratusan pesantren yang terafiliasi dengan jamaah islamiyah yang mencapai 16.000 santri, yang akan menjalani pendidikan dengan semangat keagamaan yang baru, yakni semangat keagamaan Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Boyolali
Jamaah Islamiyah bubar
Al Jamaah Al Islamiyah
Sejarah Densus 88
Jamaah Islamiyah Benar-benar Bubar atau Hanya Berganti Kulit? Ini Penjelasan Lengkap Ustaz Abu Fatih |
![]() |
---|
Menelusuri Perjalanan Berdirinya Organisasi Jamaah Islamiyah, Aktivitas hingga Bubar 30 Juni 2024 |
![]() |
---|
Peneliti dan Pemerhati Terorisme Bicara soal Bubarnya Jamaah Islamiyah: Tidak Ada Pihak yang Menekan |
![]() |
---|
Sempat Syok Dengar Jamaah Islamiyah Bubar, Sabarno Eks DPO Akhirnya Ajak Buronan Lain Serahkan Diri |
![]() |
---|
Abu Fatih Cerita Awal Keterlibatan di JI hingga Jadi Saksi Meninggalnya Pimpinan JI Abdullah Sungkar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.