Minggu, 5 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Sido Rempah, Meracik Ulang Kejayaan Rempah Nusantara

Presiden Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk itu mengaku sudah lama ingin merambah ke usaha selain jamu.

Editor: Hendra Gunawan
Tribunnews.com/Nitis Hawaroh
Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat 

Kejayaan Rempah

Hari yang penting, di acara yang penting, juga dihadiri orang penting di mata Irwan Hidayat. Ia adalah Letjen TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo. Tokoh militer yang sering dijuluki “jenderal pohon” ini pun diminta menyampaikan testimoni.

Baca juga: Sido Muncul Berikan Bantuan Rp 500 Juta untuk Cegah Stunting di Bali

“Saya mendukung penuh apa yang dilakukan Sido Muncul untuk mengembalikan kejayaan rempah Indonesia. Pak Irwan, jangan takut dengan jalur sutra. Jalur sutra tidak ada apa-apanya dibandingkan jalur rempah,” kata Doni yang Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) itu.

Untuk diketahui, tambah Doni, asset VOC karena perdagangan rempah di wilayah Nusantara, khususnya di Jawa dan Indonesia bagian Timur (Maluku dan Maluku Utara), mencapai 7,9 triliun Dollar AS. “Itu data yang kami dapat dari literatur global".

Bukti lain, sebuah “papan pengakuan” yang ada di salah satu objek wisata di Belanda. Bulan Mei Tahun 2019, dalam kapasitas sebagai Kepala BNPB, Doni ke Belanda untuk menelisik dokumen kebencanaan yang dicatat Belanda saat berkuasa atas wilayah kita, 3,5 abad lamanya.

Pada sebuah bangunan kayu, ditempel papan dengan tulisan berbahasa Belanda, yang kurang lebih artinya, “Gudang rempah harta kekayaan melimpah dari bumi Indonesia”.

“Jadi kalau pak Irwan dan keluarga besar Sido Muncul memutuskan hari ini mengangkat kembali kejayaan rempah Indonesia, ini adalah gagasan yang sangat-sangat-sangat brilian,” kata Doni disambut tepuk tangan hadirin.

Baca juga: Sido Muncul Berikan Bantuan Rp 500 Juta untuk Cegah Stunting di Bali

Inisiator “Citarum Harum” serta pencetus program “emas biru” dan “emas hijau” itu mengingatkan ihwal besarnya jumlah petani kita yang masih hidup dalam kondisi kurang sejahtera. Program mengembalikan kejayaan rempah, sedikit-banyak akan mengangkat kaum petani, terlebih dengan dukungan akademisi (para peneliti).

“Pak Irwan, para purnawirawan Angkatan Darat yang sudah merintis program-program yang berhubungan dengan pertanian, akan bersama pak Irwan dan keluarga besar Sido Muncul,” tegas Doni Monardo.

Purnawirawan PPAD siap bersinergi dengan berbagai latar belakang yang dimiliki. Doni mengingatkan, pada dasarnya purnawirawan tidak boleh berhenti berjuang. “Kalau dulu berjuang mengangkat senjata, sekarang berjuang di bidang ekonomi. Perang sekarang adalah perang ekonomi. Tujuannya rakyat sejahtera,” tambahnya.

Sabang-Merauke

Seperti halnya Irwan, maka Doni pun menaruh harapan kepada para peneliti dan akademisi. Peran mereka sangat besar dalam meningkatkan kualitas. Termasuk kualitas hasil rempah. “Saya ceritakan pengalaman saya keliling Sabang sampai Merauke. Betapa banyak komoditi yang jika kita olah bisa mengangkat harkat dan kesejahteraan bangsa,” ujarnya.

Direktur PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul, Tbk Irwan Hidayat, Presiden Direktur Watsons Indonesia Lilis Mulyawati dan Presiden Komisaris Watsons Indonesia Yenny Wahid saat ditemui di Peresmian Gerai Watsons Cipete, Jakarta Selatan, Senin (27/12/2021).
Direktur PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul, Tbk Irwan Hidayat, Presiden Direktur Watsons Indonesia Lilis Mulyawati dan Presiden Komisaris Watsons Indonesia Yenny Wahid saat ditemui di Peresmian Gerai Watsons Cipete, Jakarta Selatan, Senin (27/12/2021). (Istimewa)

Ia lalu menyebut nilam. “Tadi pak Irwan menyebut pohon nilam. Itu ada sejarahnya. Nilam adalah singkatan dari Nederlands Indische Land ook Acheh Maatzchappij, sebuah perusahaan Belanda yang mengatur perdagangan dan sistem penjualan tanaman Patchouli. Tanaman herbal yang daunnya disuling menjadi atsiri. Orang lalu mengenalnya sebagai minyak nilam,” papar Doni, fasih.

Ada lagi jenis tanaman lain untuk kepentingan atsiri, antara lain kulit pohon masoya (bahan baku parfum Hermes) dan cendana. Harga per satu kilogram mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.

“Potensi itu sangat besar di negara kita. Jadi, kerjasama antara dunia usaha dengan peneliti dan didukung pemerintah, niscaya akan memberikan manfaat luar biasa bagi bangsa kita,” ujar Doni optimis.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved