Tribunners / Citizen Journalism
Nabila Jandini Hidajat Juara Debat Internasional 2022 di Yale University Amerika Serikat
Siswi kelas sembilan Sekolah Highschope Indonesia Kelapa Gading Jakarta ini juga menyabet juara kompetisi menulis atau Writing Competition
“Grogi dan nervous pasti selalu ada. Hal itu bisa saya atasi dengan fokus konsentrasi pada materi yang akan jadi pokok perdebatan,” ungkap Nabila.
Tulisan Nabila di Kompasiana yang mengangkat tema “Home Work Versus No Home Work: Do They Matter?” terlihat apik. Nabila menyoroti sistem pendidikan di Indonesia dengan pembanding negara Finlandia yang 50 persen lebih singkat dari sisi durasi belajar di sekolah.
Data literasi Indonesia yang masih rendah dengan mengutip Program for International Student Assessment (PISA) disandingkan dengan metode pemberian pekerjaan rumah (PR) bagi siswa Indonesia yang menurutnya justru menambah beban siswa terutama dalam menjalankan belajar online.
Nabila juga mengomentari soal keberadaan media sosial yang bisa dimanfaatkan bagi anak muda sebagai media dan sarana berbagi pengalaman, pengetahuan, dan kegiatan positif.
“Selama kita mematuhi aturan media sosial sangat baik untuk anak-anak muda sebagai tempat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman yang positif,” papar Nabila di akhir tanya-jawab di Panggung Utama Kompasianival 2022 yang mendapatkan tepuk tangan dari para Kompasianers.
Dalam kesehariannya Nabila di mata orang tuanya sebagai sosok anak pendiam. Ibu Nabila, Dwi Novita, mengatakan anak pendiam bukan berarti tak bisa bicara dengan baik. Buktinya Nabila mampu menjelaskan sesuatu di depan juri dengan penuh percaya diri. Pola berpikir Nabila juga bukan hanya logis akan tetapi mampu menjelaskan dalam waktu relatif singkat.
“Saat lomba debat Nabila harus memberikan argumentasinya dalam waktu tiga menit tidak boleh lebih atau kurang. Dia bisa memenuhi itu,” ujar Dwi Novita.
Kemampuan berbicara bahasa Inggris Nabila sudah muncul sejak duduk di kelas satu SD. Saat itu guru di sekolahnya yang merupakan warga negara Amerika Serikat terkejut dengan kemampuan Nabila berbicara dalam bahasa Inggris.
“Kemampuan bahasa Inggris Nabila seperti anak kelas enam menurut gurunya,” kata Mochamad Arief Hidajat, ayah Nabila.
Arief menjelaskan kemampuan debat putrinya dalam bahasa Inggris itu bukan tiba-tiba muncul. Prestasi juara debat internasional itu diraih dengan proses panjang serta latihan keras.
Kemampuan berbicara di depan publik itu mulai terasah seiring Nabila aktif mengikuti kegiatan ekstra kurikuler debat dalam bahasa Inggris di sekolahnya sejak tahun 2019.
Hasil gemblengan ikut ekstra kurikuler debat dalam bahasa Inggris ini membuat kemampuan Nabila berbicara semakin terasah. Ditambah hobi baca buku sejak kecil membuat pola pikir Nabila lebih dewasa dari teman-teman seusianya.
Kemampuan Nabila ini membuat kedua orangtuanya mengarahkan ia untuk ikut ajang debat Internasional mulai fase regional hingga internasional di berbagai negara.
Bagi Nabila ajang debat internasional ini sebagai hadiah dari orangtua atas kesungguhan belajar di sekolah sehingga mengetahui batas kemampuannya.
“Ini jadi tantangan sekaligus hadiah orangtua yang melihat anak sudah belajar sungguh-sungguh. Biar dia tidak jenuh juga,” tambah Arief yang mendukung penuh aktivitas Nabila mengikuti berbagai lomba debat di luar negeri.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.