Jumat, 3 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Puan Maharani, NU dan Muhammadiyah

Jejak keislaman Puan dalam relasi dengan NU dan Muhammadiyah tentu bukan hal baru.

Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Puan Maharani. 

Hal penting yang hendak digarisbawahi dari tulisan singkat ini selain menjelaskan proporsi keislaman Puan dan relasinya dengan NU dan Muhammadiyah di atas adalah bahwa penggunaan "politik identitas" dengan narasi-narasi keagamaan secara konfliktual sangat berbahaya dalam kontestasi politik.

Berpotensi merusak harmoni sosial dan sendi-sendi kebangsaan.

Ongkos sosialnya terlalu mahal bagi keindonesiaan yang beragam.

Di sinilah urgensi ormas-ormas Islam di Indonesia harus terlibat dan melibatkan diri meletakkan kekuatan moral agama dalam dinamika kontestasi politik dan mencegah agama menjadi alat "politik identitas" untuk menyerang pihak lain dalam persaingan politik.

Hanya dengan cara itulah kontestasi pilpres 2024 menjadi jalan mulia dan beradab dalam proses seleksi kepemimpinan politik dan tidak berbalik arah menjadi ajang caci maki dan ujaran kebencian dalam konteks tulisan ini.

Sekali lagi bukan sekadar merugikan Puan secara individual melainkan sebuah pertaruhan bagi keutuhan bangsa.

Tabik !!!
Wasaalam

Penulis adalah Wakil Sekretaris NU Jawa Barat (2010-2021).

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved