Tribunners / Citizen Journalism
Kegiatan Sinergisitas dalam Anti Terorisme, Radikalisme dan Intoleransi
Perkembangan kejahatan terorisme di Indonesia sangat mengkhawatirkan dan mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hal ini dilakukan melalui pendekatan sosial masyarakat, pendidikan, keagamaan, dan penguatan sosial dan budaya.
Kegiatan tersebut antara lain pemberian materi wawasan kebangsaan dari TNI, Polri, BIN dan lain-lain, sosialiasasi kesadaran hukum dari Kejaksaan RI, kegiatan moderasi beragama dari Kementerian Agama dan kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dari Kementerian Kesehatan, dan berbagai kegiatan lainnya.
Selain kegiatan di atas, dikembangkan juga kegiatan yang menstimulasi munculnya solidaritas, kebersamaan dan persatuan masyarakat. Seperti gotong royong, saling peduli, saling menghormati, dan toleransi.
Pendekatan tersebut seperti kegiatan Siswa Mengenal Nusantara (SMN) dari Kementerian BUMN, kegiatan Forum Keserasian Sosial (FKS) dan Kearifan Lokal (RIFLOK) dari Kementerian Sosial.
c. Pendekatan soft approach melalui peningkatan kesejahteran ekonomi masyarakat dan peningkatan soft skill dalam menangkal radikal terorisme.
Kegiatan tersebut seperti pelatihan kewirausahaan dan vokasional yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM, pelatihan kewirausahaan dan bantuan alat kerja yang dilaksanakan oleh Kementerian BUMN, Dukungan kegiatan bantuan Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) dari Kementerian Ketenagakerjaan, bantuan tanaman sayur dan buah dari Kementerian Pertanian serta kegiatan lainnya yang sudah dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga.
Dampak dari kegiatan sinergisitas secara umum adalah :
1). munculnya (trust) kesadaran dan komitmen masyarakat dalam mencegah radikal terorisme. Hal ini dilihat dengan antusias ormas, lembaga masyarakat, perguruan tinggi dan kelompok desa dan pesantren yang mempelopori dan mengkampanyekan anti radikal terorisme;
2). Munculnya kesadaran dan perubahan masyarakat yang sebelumnya terpapar menjadi masyarakat yang toleran dan bahkan berkomitmen mempelopori pencegahan dan penanganan terorisme;
3). Munculnya kesadaran semangat kolaborasi, bekerja sama tanpa melihat masa lalu, membangun desa-desa mereka menuju Kampung SATRIA (Sinergi Anti Terorisme Radikalisma Intoleransi dan Anarkisme) dan mewujudkan kolaborasi lebih luas dalam wadah KKTN (Kawasan Khusus Terpadu Nusantara) untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi secara terpadu.
Kegiatan sinergisitas Kementerian/Lembaga, telah menumbuhkan agen-agen perubahan positif, baik berbasis individu, kelompok, dan wilayah/desa dan kampung.
Untuk meningkatkan kolaborasi sinergi dari berbagai potensi Sumber Daya Manusia dan potensi Sumber Daya Alam di sebuah wilayah.
Maka, BNPT meluncurkan Program Kampung Satria (Sinergi Anti Terorisme Radikalisme, Intoleransi dan Anarkisme).
Kampung Satria adalah wadah kolaborasi berbagai pengerak dalam sebuah desa/kelurahan untuk membangun ketahanan dan kesiapsiagaan dari paham dan Tindakan terorisme, radikalisme, intoleransi dan anarkisme. Kampung Satria merupakan upaya membangun sinergisitas antar para penggerak di level desa/kelurahan.
BNPT dan sinergisitas antarkementerian/lembaga juga meluncurkan program KKTN (Kawasan Khusus Terpadu Nusantara).
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.