Kamis, 2 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Bulutangkis Indonesia: Peranan Klub dan Naiknya Agung Firman Sampurna

Pekan silam, tepatnya 6 November, ia ditetapkan secara aklamasi untuk menduduki kursi "PBSI I", sebagai pengganti Wiranto.

Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS/TAUFIK ISMAIL
Agung Firman Sampurna 

Tangkas, klub besar tertua, Jayaraya, lalu Djarum, Pelita Jaya, Suryanaga. Itu belum termasuk klub-klub "mediocre" dari beberapa daerah. Juga sejumlah pusat pelatihan yang didukung sponsor.

Karena menjadi klub tertua, Tangkas yang paling banyak dihuni banyak pemain top. Namun, seiring dengan perkembangan, terjadi banyak perpindahan pemain antarklub. Yang paling banyak tergerus adalah pemain Tangkas. Terbanyak eksodus ke Djarum.

Klub Djarum, yang terbentuk 1969, sebenarnya menjadi klub terakhir yang memiliki kompleks pelatihan tersendiri. Namun, GOR Djarum itu--yang dibangun pada 2004, atau 30 tahun setelah klub resmi berdiri--paling lengkap dan komprehensif di antara gedung olahraga klub lainnya.

Sempurna. Itulah penilaian saya atas keberadaan GOR Djarum di Jati, Kudus.

Akhir tahun 2019, terkait perayaan HUT ke-50 klub itu, saya bersama rekan Atal Sembiring Depari dan Hendry Chaerul Bangun diundang khusus oleh PT Djarum Foundation. Kompleks GOR Djarum dibangun di atas lahan seluas 43.207 m2.

Kami bertemu dengan para legenda. Dari Tan Joe Hock dan Liem Swie King hingga Ivana Lie dan Hariyanto Arbi. Kami bernostalgia.

Arena latihan bulu tangkis berstandar internasional yang disebut-sebut terbaik di Asia, berdiri di atas lahan 4.925 m2 dengan 16 lapangan. Kompleks ini secara khusus untuk pelatihan pemain tunggal putra dan putri.

Sedangkan para pemain ganda putra, ganda putri dan ganda campuran pelatihannya dipusatkan di GOR Djarum Jakarta di kawasan Petamburan.

Klub Djarum, yang namanya besar belakangan, terbukti paling mampu bertahan dan lebih berhasil "menancapkan" kuku-kukunya di PBI karena strategi dan penetrasinya yang tepat.

Klub Djarum tak pernah kekurangan stok pemain berbakat ke pelatnas (PBI) karena mereka memiliki jalur distribusi yang ampuh. Yakni, melalui program audisi umum yang diberlakukan semenjak 2014.

Satu-satunya klub yang memiliki konsep pembinaan dari hulu ke hilir, ya, klub Djarum. Mereka tak sekadar memperoleh dan menggodok pemain lewat program pemanduan bakat.

Lainnya, tak seperti Djarum. Termasuk klub Jayaraya. Berdiri sejak 1975, diprakarsai oleh Gubernur Ali Sadikin dengan menggandeng Ir.Ciputra, pengusaha yang berafiliasi dengan Pemda/Pemprov DKI Jakarta, Jayaraya mewarnai proses pembinaan pemain di PBI.

Jayaraya sejak dulu eksis dengan pemain yang walau lebih terbatas namun berkualitas. Rudy Hartono, Retno Kustiyah, dan Susi Susanti, untuk menyebut tiga pilar utama Jayaraya.

Klub Pelita Jaya, meski banyak dihuni nama besar, tak pernah memiliki gedung latihan milik sendiri. Ketika mendeklarasikan keberadaan PB Pelita Jaya pada 1983, dengan Icuk Sugiarto menjadi ikon, klub ini memiliki gedung latihan di komplek PLN Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat.

Gedung dibangun dengan sistem BOT (Build Operation and Transfer) dengan PT PLN selama 30 tahun. Sistem BOT itu pula yang diterakan dari keberadaan Stadion Sanggraha Pelita Jaya Lebak Bulus. Antara Grup Bakrie dengan Pemprov DKI Jakarta.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved