Kamis, 2 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Upaya Merajut Sabuk Nusantara: Sebuah Catatan Anak Bangsa 2019

Entah mengapa suatu saat di bulan November 2019 tiba-tiba saya dihubungi oleh beberapa orang di Papua.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-inlihat foto Upaya Merajut Sabuk Nusantara: Sebuah Catatan Anak Bangsa 2019
Ist for tribunnews.com
Suhendra Hadikuntono.

Pada awal Oktober 2019, publik digemparkan oleh berita bahwa Komnas HAM tiba-tiba berencana memanggil Muzakir Manaf, mantan Panglima GAM untuk suatu kasus di masa lalu.

Sontak pemanggilan ini membuat internal GAM meradang dan bergejolak.

Semua kekuatan GAM langsung siap siaga, dan kalau hal ini tidak diredam sudah pasti menimbulkan gejolak sosial, politik dan keamanan di Aceh.

Saya segera memetakan masalah dan bersama tim bergerak cepat dalam dua kegiatan.

Pertama, melakukan kecaman keras terhadap Komnas HAM melalui media massa nasional karena apa yang dilakukan tersebut melanggar Kesepakatan Perdamaian Helsinki, 15 Agustus 2005, dan berpotensi mengacaukan suasana damai di Aceh.

Kedua, secara pribadi saya melakukan pendekatan kepada Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Tengku Malik Mahmud Al-Haythar untuk meyakinkan bahwa apa yang dilakukan oleh Komnas HAM tersebut bukan mewakili kepentingan pemerintah pusat.

Syukur alhamdulillah, berkat hubungan dan kedekatan pribadi saya dengan Wali Nanggroe Aceh, semua masalah dapat teratasi.

Gejolak sosial politik dan keamanan di Aceh langsung mereda seketika, dan secara tidak sadar apa yang saya lakukan tersebut menghindarkan pertumpahan darah yang tidak perlu terjadi.

Ini adalah operasi intelijen senyap yang saya desain terselesaikan dengan cepat dan efektif tanpa gejolak.

Ketiga, merangkul separatis Papua.
Entah mengapa suatu saat di bulan November 2019 tiba-tiba saya dihubungi oleh beberapa orang di Papua.

Intinya ada seorang petingggi Organisasi Papua Merdeka (OPM) ingin bertemu saya.

Pada waktu yang ditentukan akhirnya petingggi OPM tersebut bertemu saya di suatu tempat dan ia menceritakan apa yang terjadi di Papua serta meminta saya terlibat aktif membantu menyelesaikan masalah Papua.

Setelah bertemu dengan petinggi OPM tersebut, setidaknya saya mempunyai perspektif baru tentang masalah Papua.

Pada kesempatan yang terbaik nanti saat saya bertemu dengan Bapak Presiden Joko Widodo, akan saya utarakan usulan penyelesaian masalah Papua dengan pendekatan yang lembut tanpa ingar-bingar suara tembakan senjata.

Keempat, mencegah Indonesia dibawa ke Mahkamah Internasional oleh Vietnam terkait tragedi Anambas tahun 2013, di mana 90-an pelaku ilegal fishing yang merupakan warga negara Vietnam ditahan selama setahun tanpa proses hukum.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved