Minggu, 5 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

2024: Anies Vs Tito

Mahfud, meski pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), namun dianggap bukan kader parpol.

Editor: Hasanudin Aco
Foto Kompas.com/Tribunnews.com
Tito Karnavian (kiri) dan Anies Baswedan. 

Oleh: Karyudi Sutajah Putra

TRIBUNNEWS.COM - Mengapa Mahfud MD terpental dari kursi calon wakil presiden yang nyaris ia duduki menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019?

Jawabannya, karena koalisi partai politik-partai politik pendukung petahana Presiden Joko Widodo hendak memberikan jalan kepada kader-kadernya, sehingga mereka menekan Jokowi yang akhirnya tak berdaya.

Mahfud, meski pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), namun dianggap bukan kader parpol.

Secara usia, KH Ma’ruf Amin yang akhirnya menggantikan Mahfud, kecil kemungkinannya untuk maju pada Pilpres 2024 dalam usia 81 tahun, baik sebagai calon presiden atau pun calon wakil presiden.

Baca: Johnny G Plate: Anies Adalah Eksponen dan Bagian Keluarga Besar Nasdem

Baca: Dikabarkan Jadi Target Nasdem Cari Dukungan Usung Anies, Wasekjen PAN: Enak Sekali

Bila Mahfud terpilih menjadi wapres, kemungkinan ia akan maju sebagai capres atau cawapres pada 2024, setelah Jokowi tak maju lagi karena terhalang konstitusi.

Maka kans kader-kader parpol maju sebagai capres/cawapres pun terhalang.

Kini, genderang perang Pilpres 2024 mulai ditabuh parpol-parpol.

Yang paling kencang menabuh genderang adalah Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

Usai pelantikan Jokowi-Mar’uf sebagai Presiden-Wapres periode 2019-2024, Minggu (20/10/2019), misalnya, Paloh langsung melakukan gerilya politik.

Siapa cepat dia dapat, mungkin begitulah prinsip Paloh. Setelah sempat berbisik-bisik berdua dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman dalam acara pelantikan Jokowi-Maruf, keduanya kemudian bertemu.

“Kursi kami hampir 20%,” ujar Sohibul usai pertemuan itu, terkait ambang batas 20% jumlah kursi di DPR RI sebagai syarat minimal mengajukan capres/cawapres.

Baca: Tito Karnavian Minta Bantuan Polri Telusuri Adanya Aliran Dana ke Desa Fiktif

Keduanya tampaknya sepakat dalam satu nama: Anies Baswedan!

Paloh sebelumnya sudah melakukan cek ombak atau test the water dengan menyatakan dukungan kepada Gubernur DKI Jakarta itu yang kemudian “berbuah masam” berupa dicuekin-nya dia oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat keduanya sama-sama menghadiri pelantikan Jokowi-Ma’ruf.

Cek ombak itu akan ia lanjutkan dengan mengundang Anies ke perhelatan Kongres Partai Nasdem, 8-11 November 2019 di Jakarta.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved