Tribunners / Citizen Journalism
Pilpres 2019
Sehat atau Sakit Bukan Hanya Masalah Medis, Tapi juga Urusan Kehumasan
Calon wakil presiden, Sandiaga Salahudin Uno, dikabarkan sakit karena kecapaian adalah hal wajar.
CALON wakil presiden, Sandiaga Salahudin Uno, dikabarkan sakit karena kecapaian.
Wajar sebenarnya. Kampanye di ribuan lokasi boleh jadi mengorbankan keteraturan tidur, pola makan, dan kebiasaan-kebiasaan positif lainnya.
Tubuh pun akhirnya tidak lagi mau diajak berkompromi.
Enough is enough. Jatuh sakitlah si empunya badan.
Sandi yang ternyata juga bisa sakit sebenarnya tidak berbeda dengan Hillary Clinton.
Kontestan dari Partai Demokrat itu bahkan terkapar dan harus menjalani bed rest pada masa seputar Pilpres Amerika Serikat di tahun 2016.
Konsekuensinya runyam: Donald Trump mempertanyakan ketahanan dan kelayakan Hillary, baik secara fisik maupun mental, untuk menduduki kursi presiden negara adidaya itu.
Tidak melulu kondisi fisik yang terganggu. Gangguan psikologis nan serius juga diderita oleh sekian banyak pemimpin besar.

Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill, adalah salah satunya.
Bertahun-tahun setelah Churchill mangkat, barulah dokter pribadi Churchill, yakni Charles Wilson, menyebut bahwa sang Perdana Menteri sebenarnya mengidap depresi serius.
Churchill mengatasi depresinya dengan menenggak wiski dan mengepulkan cerutu.
Ia terkena serangan jantung, pneumonia, dan stroke berulang kali.
Bung Karno yang pernah melalui masa serupa.
Pada tahun 1965 sempat terjadi kegemparan karena Bung Karno dikabarkan muntah-muntah jatuh pingsan beberapa kali.
Soebandrio, sekian puluh tahun kemudian, menulis bahwa Bung Karno sebatas masuk angin.
Tapi juga ada versi lain: tim dokter dari Cina menyatakan sang Pemimpin Besar Revolusi akan 'lewat' jika terlambat ditangani.

'Ajaib'-nya, pada saat menyampaikan pidato Hari Kemerdekaan tahun itu juga, Bung Karno sudah kembali berkobar-kobar gagah.
Hm, koruptor doyan melakukan malingering (pura-pura sakit).
Penguasa dan calon penguasa, sebaliknya, kudu memunculkan kesan sehat (dissimulation).
Sah sudah; sehat atau pun pura-pura sehat dan sakit atau pun pura-pura sakit bukan hanya masalah medis, tapi juga urusan kehumasan. (*)
Penulis: Reza Indragiri Amriel
Ahli Psikologi Forensik
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.