Kamis, 2 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Diplomasi Sukun Goreng dan Papeda untuk Sentani

Bagaikan menggelindingkan bola salju. Awalnya sekepalan tangan, kemudian menggelinding kian besar dan semakin besar.

Editor: Hasanudin Aco
Ist/Tribunnews.com
Kepala BNPB Doni Monardo meninjau banjir di Sentani. 

"Banjir bandang yang menerjang wilayah Sentani pada 16 Maret 2019 lalu antara lain karena manusia merusak alam. Menebang pohon sembarangan," ungkap mantan Danrem Bogor ini.

Pihak gereja mengamini. Bahkan akan door to door menyapa warga untuk direlokasi bilamana memang lahan yang mereka huni tak bisa dibangun kembali atas dasar ancaman bencana berulang.

Doni mengucap syukur, 16 institusi berhasil duduk bersama menyepakati 10 hal baik. Pertama, koordinasi, sinkronisasi program dan pelaksanaan pemulihan kawasan cagar alam Pegunungan Cycloops, Danau Sentani, DAS Sentani Tami.

Kedua, perencanaan detail tata ruang dan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang kawasan Pegunungan Cycloops, Danau Sentani, DAS Sentani Tami yang berwawasan lingkungan dan berbasis pengurangan risiko bencana.

Kesepakatan ketiga, sinkronisasi mitigasi bencana dan literasi kebencanaan untuk masyarakat melalui edukasi, sosialisasi dan simulasi bencana.

Keempat, konservasi tanah dan air serta pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Kelima, penataan kawasan dan pemulihan ekosistem cagar alam Pegunungan Cycloop. Keenam, pemetaan hak ulayat masyarakat adat yang berwawasan lingkungan dan berbasis mitigasi bencana.

Empat kesepakatan sisanya masing-masing adalah kesepakatan ketujuh yang berbunyi: penguatan pembinaan dan pengembangan usaha mikro kecil dan menengah berbasis komunitas dan ekonomi lokal; kedelapan: Pembangunan infrastruktur, investasi dan perijinan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung yang berwawasan lingkungan dan berbasis mitigasi bencana; kesembilan: penyediakan lokasi dan hunian sementara serta hunian tetap bagi masyarakat terdampak bencana, dan rawan bencana; dan kesepuluh: bidang lain yang disepakati para pihak.

Semua kesepakatan itu lahir atas kajian mendalam ahli dan para pihak.

Kajian tersebut menyimpulkan empat hal. Pertama, wilayah Kecamatan Sentani, Kabupaten Jayapura umumnya dibangun di muka mulut lembah pegunungan Cycloops yang hanya berjarak 3-4 km dari puncak Cycloops.

Daerah itu adalah jalur banjir bandang dan berada di wilayah kipas aluvial/jalur sedimentasi air.

Kesimpulan kedua, kawasan terdampak merupakan wilayah yang terbangun di atas area banjir bandang lama yang tidak diketahui waktu kejadiannya. Ketiga, kejadian banjir bandang merupakan kejadian alam akibat sumbatan/bendungan alami yang dikontrol oleh faktor benteng alam/morfologi dan kondisi geologi yang dipicu curah hujan tinggi dalam waktu yang singkat.

Adapun kesimpulan keempat, sangat patut dicatat, yakni wilayah ini masih berpotensi banjir dan longsor di masa depan.

Atas kondisi itu pula, lahir sejumlah rekomendasi untuk mengurangi dampak ancaman bencana tanah longsor dan banjir bandang ke depan. Salah satunya menjaga alur sungai tetap lancar dengan menjaga kelestariain hutan di wilayah pegunungan Cycloops. Selain itu juga perlu melakukan naturalisasi jalur sungai.

Bila perlu dilakukan pengerukan material sedimentasi di sepanjang alur sungai terutama di bagian hilir serta sungai yang dilintasi jembatan.

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved