Tribunners / Citizen Journalism
Refleksi Akhir Tahun 2018 Fraksi PDI Perjuangan MPR RI
Pergantian tahun merupakan momentum baik bagi segenap elemen bangsa untuk melakukan refleksi
Hal ini menunjukkan makin matangnya masyarakat dalam berdemokrasi. Namun demikian di beberapa tempat, potret politik Indonesia masih belum menunjukkan wajah perkembangan demokrasi yang substansial karena agenda konstestasi Pilkada dan kampanye pemilu masih dijejali dengan narasi-narasi negatif, khususnya isu politik identitas yang menggunakan Perbedaan Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) sebagai alat untuk merebut kemenangan dalam pilkada.
Sementara proses kampanye Pileg dan Pilpres tahun 2019 yang akan datang, di mana tahapan masa kampanye telah dimulai sejak bulan September 2018 lalu secara umum masih berjalan lancar dan damai, meskipun secara kualitatif substansi kampanye masih belum menyentuh esensi demokrasi karena masih terlihat berbagai narasi kampanye yang mengeksploitasi isu-isu politik identitas dan perdebatan yang kurang mendidik rakyat.
Kelima, Dalam Bidang Hubungan Luar Negeri. Berbagai kemajuan diplomasi hubungan luar negeri Indonesia di tahun 2018 ini banyak hal yang menggembirakan.
Sebut saja konsistensi memperjuangan kemerdekaan Palestina dengan cara menolak pengakuan Yerusalem sebagai ibukota negara Israel, aktif menyelesaikan konflik Rohingnya di Myanmar hingga penyelenggaraan Annual Meeting IMF–World Bank 2018 yang mengundang investor dari berbagai negara dan Indonesia mendapat investasi sebesar Rp 202 Triliun.
Diplomasi Pemerintah juga semakin meningkat pada berbagai forum-forum internasional. Terbukti pada tahun ini, Indonesia berhasil menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020.
Diujung tahun 2018 ini juga ditandai dengan keberhasilan Pemerintah Indonesia merevisi Kontrak Karya PT. Freeport dengan mengambil alih 51% saham perusahaan Amerika Serikat itu setelah sejak tahun 1967 kekayaan tambang emas, tembaga dan sumber energi serta mineral lainnya di tanah Papua itu dikuasai asing.
Atas berbagai catatan kehidupan bangsa di tahun 2018 itu, maka ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan dan perhatian kita bersama, sebagai berikut:
Pertama, Upaya pembumian Pancasila di segala lapisan aparatur negara dan masyarakat perlu semakin digencarkan dan didukung oleh seluruh lapisan masyarakat.
Di samping itu, segala pengambilan keputusan, kebijakan atau pembentukan produk hukum oleh negara termasuk di daerah juga harus bersumber dan berpedoman kepada nilai-nilai Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah suri tauladan para pemimpin bangsa dan elite masyarakat agar dapat menjadi panutan rakyatnya dalam mempraktekkan gerakan hidup ber-Pancasila dengan baik dan benar.
Kedua, Sinergi antar lembaga negara perlu terus dijaga dan diarahkan kepada upaya mencapai tujuan bernegara. Segala bentuk ego sektoral antar lembaga negara harus dihindari mengingat hal demikian akan kontraproduktif dengan upaya menyejahterakan rakyat;
Ketiga, Negara tidak boleh mundur apalagi kalah dalam melakukan perang terhadap terorisme dan separatisme. Pembangunan infrastruktur di Papua juga harus terus dilanjutkan karena melalui pembangunan itulah warga kita di Papua akan merasakan kehadiran negara.
Di sisi lain TNI dan Polri harus terus memastikan keamanan rakyat dari segala bentuk gangguan kelompok-kelompok kriminal bersenjata yang dapat menganggu jalannya pembangunan di Papua.
Ketegasan dan kekompakan pemerintah dalam menghadapi gerakan ekstrimisme berbasis agama dan terorisme juga harus terus ditingkatkan, baik dalam aspek pencegahan dan persuasif maupun penegakan hukumnya.
Keempat, para elite politik harus segera menghentikan praktik berdemokrasi yang mengeksploitasi persoalan politik identitas dan SARA dalam pelaksanaan Pemilu dan penggunaan hoax sebagai alat mencapai kepentingan politiknya.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.