Tribunners / Citizen Journalism
Prabowo Wapres atau Tidak Sama Sekali!
Bila mau dan terpilih, syukur-syukur kondisi kesehatannya masih bugar, Prabowo bisa terpilih menjadi presiden pada 2004.
Ketiga, para pendukung Jokowi dan Prabowo, yang selama ini ada kesan terbelah, akan kembali menyatu, dan itu akan membuat NKRI ini semakin kokoh.
Mungkinkah Prabowo masih trauma dengan “pengkhianatan” Megawati dalam Perjanjian Batu Tulis? Perjanjian Batu Tulis ditandatangani Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Prabowo pada 16 Mei 2009 di Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, dengan tujuh poin kesepakatan. Salah satunya, Prabowo bakal disokong menjadi presiden pada Pilpres 2014.
Faktanya, Megawati justru mencalonkan Jokowi. Kecewa boleh saja, tapi jangan sampai trauma. Pengkhianatan di dunia politik itu lumrah. Bukankah dalam politik berlaku adagium, “Tak ada kawan atau lawan abadi, yang abadi adalah kepentingan?”
Atau mungkin Prabowo masih terobsesi dengan idelaismenya menjadi presiden, sebagaimana mantan mertuanya, mendiang Soeharto. Mungkin pula ia terobsesi dengan ramalan Fadli Zon.
Pun, mungkin ia mau menjadi “the last samurai”. Apalagi, hasil survei Indo Barometer menerbitkan secercah harapan: bila berpasangan dengan Anies Baswedan, elektabilitas keduanya mencapai 31,7%.
Berharap ada efek domino dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, elektabilitas Prabowo-Anies ini bisa dikapitalisasi menjadi modal untuk menantang petahana Jokowi. Di sisi lain, Prabowo tak mungkin berpasangan dengan Gatot Nurmantyo atau AHY karena sama-sama berlatar militer, sehingga tak akan menambah captive market. Itulah!
Karyudi Sutajah Putra: Analis Politik pada Konsultan dan Survei Indonesia (KSI), Jakarta.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.