Jumat, 3 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Korupsi KTP Elektronik

Tak Lepas Jabatan Ketum Golkar dan Ketua DPR, Setnov Dinilai Sulit Terima Kegetiran Hidup

Diapun mengirim surat kepada dua institusi tersebut agar mengurungkan niat untuk mencari penggantinya di DPR maupun di Partai Golkar.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Ketua DPR RI Setya Novanto berjalan keluar dari gedung KPK Jakarta usai menjalani pemeriksaan, Selasa (21/11/2017). Setya Novanto diperiksa sebagai tersangka selama 5 jam terkait kasus korupsi KTP elektronik. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Keinginannya untuk tak diganti dari posisinya sebagai Ketua DPR dan Ketua Golkar walaupun faktanya dia sudah ditahan oleh KPK karena dugaan korupsi KTP-el, memperlihatkan bahwa Setnov memang menikmati indahnya kekuasaan bagi dirinya sendiri.

Dia tak mempertimbangkan kepentingan orang-orang lain yang dipimpinnya.

Orang-orang yang dipimpin umumnya menginginkan pemimpin yang selalu hadir di tengah kehidupan mereka.

Penguasa yang memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan orang banyak biasanya tak peduli dengan unsur kenikmatan kekuasaan yang dinikmati sendiri oleh yang berkuasa.

Penguasa yang sekaligus menjadi pemimpin yang amanah akan menggantungkan kekuasaannya pada kebutuhan orang-orang yang dipimpin.

Dia bahkan tak perlu didesak untuk mundur jika tidak mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan orang yang dipimpinnya, baik karena adanya kesalahan yang membuat kepercayaan terhadapnya hilang, ataupun karena situasi lain yang membuat kehadirannya tidak lagi bisa dilakukan dalam jangka waktu tertentu.

Dan saya kira bicara tentang Novanto sejak dirinya berurusan dengan KPK dalam kasus KTP-el, kita melihat bahwa dia memang termasuk tipikal penguasa yang cenderung memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingannya sendiri.

Bahkan agar bisa terus berkuasa, kekuasaan yang dia milikki digunakan untuk melindungi dirinya dari proses hukum.

Dia nampak tak peduli dengan desakan publik untuk melepaskan kekuasaan secara sukarela karena dugaan keterlibatan dalam kasus korupsi KTP-el sesungguhnya sudah merenggut kepercayaan publik terhadapnya.

Dan parahnya keinginan untuk terus berkuasa itu masih saja dia perjuangkan bahkan ketika dia sudah jelas-jelas dibatasi ruang geraknya oleh proses penahanan yang dilakukan penegak hukum KPK.

Saya kira sudah jelas bagaimana kualitas kepemimpinan seperti yang dijalankan oleh Setnov ini.

Dia hanya peduli pada dirinya sendiri, peduli pada nikmat yang dirasakannya sendiri dari kekuasaan, tetapi dia sekaligus lupa dengan kebutuhan orang-orang yang dia pimpin.

Bagi mereka yang dipimpin, kenyataan bahwa pimpinannya sudah ditahan karena dugaan perbuatan korupsi mestinya sudah tak pantas lagi untuk memimpin.

Bahwa dugaan korupsi itu didasari adanya bukti-bukti telah menunjukkan bahwa Setnov sesungguhnya telah melakukan penyimpangan kekuasaan dengan memanfaatkan kekuasaan bagi kenikmatan diri sendiri.

Dia juga gagal menjalankan kekuasaan secara bertanggung jawab ketika ada dugaan dirinya terlibat dalam kasus korupsi.

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved