Rabu, 1 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Idul Adha 2017

Refleksi Anies Baswedan dari Mina tentang Idul Adha

Sebuah refleksi singkat di Hari Idul Adha ini. Pesan penting Idul Adha bukan hanya soal kurban, apalagi soal jumlah kambing, sapi atau uang yg dikorba

Richard Susilo
Anies Baswedan 

Ditulis oleh: Anies Baswedan

TRIBUNNERS, JAKARTA - Kami Sekeluarga Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha 1438H. Semoga hari ini menjadi pengingat kembali untuk bisa meneladani keluarga Ibrahim.

Sebuah refleksi singkat di Hari Idul Adha ini. Pesan penting Idul Adha bukan hanya soal kurban, apalagi soal jumlah kambing, sapi atau uang yg dikorbankan. Juga bukan cuma soal membagikan daging. Idul Adha adalah kisah sebuah keluarga teladan.

Kisah Ibrahim, Hajar dan Ismail. Kisah mereka adalah hikmah yg dahsyat, yg amat berharga bagi kita. Bukan kisah mengorbankan Ismail lalu diganti dengan kambing, yang kronologis peristiwanya sering dibahas dan semua telah mahfum, tapi ini adalah kisah tentang keimanan.

Tentang dialog dan kekuatan ketaatan dan pikiran Ibrahim, Hajar, dan Ismail.

Idul Adha adalah memperingati salah satu puncak keberhasilan Ibrahim dan Hajar dalam membangun keluarga beriman dan bertakwa.

Meski berat, perintah penyembelihan itu mereka taati.

Lihat efeknya kini, peristiwa itu terjadi pada ribuan tahun lalu, namun hingga kini orang tetap mengingatnya, menimba hikmahnya.

Dalam salat , kita kirimkan sholawat kepada Ibrahim dan keturunannya. Nama mereka langgeng, harum semerbak dalam peradaban manusia. Betapa dahsyat kekuatan teladan dan keimanan sebuah keluarga.

Ismail yang masih belia itupun taat dan penuh suasana dialog yang bisa kritis.

Dalam banyak hal, Ismail tentu mendapatkan banyak teladan dari Ibrahim, seorang yang terkenal karena keimanannya ditopang dengan kemampuan berpikir kritis.

Ibrahim bekerja melayani masyarakat, memberikan pencerahan kepada banyak orang dengan keteladanan, ceramah dan dakwahnya.

Hampir semua titik di Timur Tengah pernah Ibrahim kunjungi.

Di sisi lain, Ismail inipun banyak ditinggal oleh Ibrahim.

Ibunyalah yang paling berperan besar dalam pembentukan karakter Ismail. Ketika Ibrahim tak berada di samping mereka, Hajar menjadi sosok perempuan mandiri, tegar, dan menghadirkan sosok ayah kepada Ismail lewat cerita-cerita teladan sang ayah.

Halaman
12

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved