Jumat, 3 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Pernyataan Sikap GP Ansor Soal Rohingya, Singgung Sikap Aung San Suu Kyi

GP Ansor telah membaca dengan seksama laporan UN OHCHR - 2017 maupun laporan-laporan dari lembaga yang dipercaya lainnya

MUSHFIQUL ALAM/AP PHOTO/CBC.CA
Pengungsi etnis Rohingya dari Myanmar antre menunggu izin memasuki kamp pengungsian Kutupalong di Cox's Bazar, Bangladesh, 8 Agustus 2017. 

6. GP Ansor juga membaca bahwa saudara-saudara kita dari etnis Rohingya yang tinggal di daerah Arakan - Rakhine memang menjadi sasaran khusus dengan operasi terselubung (covered operation) apropriasi kapital dan sumber daya yang secara biadab dan terencana menyasar praktik dan simbol agama serta membenturkan antarumat beragama termasuk di dalamnya dengan melakukan pembakaran Alquran, pemerkosaan di masjid, mempersenjatai dan memprovokasi warga Rakhine untuk juga melakukan persekusi terhadap minoritas Rohingya.

7. GP Ansor juga mencermati bahwa tragedi kemanusiaan terhadap saudara-saudara kita etnis Rohingya karena situasi di mana pemeluk agama mayoritas yang sebenarnya moderat memilih diam dan bukan melawan saat terjadi persekusi terhadap kaum minoritas, Aung San Suu Kyi, sang penerima Nobel Perdamaian, hanyalah contoh paling memuakkan dari diamnya mayoritas.

8. GP Ansor juga menyadari bahwa penyelesaian kasus Rohingya akan menjadi sulit, terlebih melihat banyaknya pihak, negara dan korporasi yang berkepentingan terhadap penguasaan aset, kapital maupun sumber daya di daerah-daerah di mana saudara-saudara kita etnis Rohingya sebelumnya dan/atau saat ini tinggal. 

9. GP Ansor juga menilai sangat sulit bagi ASEAN untuk bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik, mengingat selain Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura dan Brunei juga memiliki perusahaan nasional yang beroperasi dan berproduksi di daerah konflik geopolitik tersebut, dan meminta kepada Pemerintah Indonesia untuk lebih aktif bersuara dan cenderung memimpin aliansi mitra dialog dan diplomasi hak asasi manusia (Human Rights Diplomacy) mengingat: 

1). Posisi Indonesia yang cenderung netral dari kepentingan geopolitik di wilayah tersebut; 

2). Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan; dan 

3). Indonesia secara tegas dalam konstitusi menghendaki agar penindasan di muka bumi harus dihapuskan.

10. GP Ansor juga mengajak organisasi kepemudaan dan masyarakat Indonesia lainnya, untuk melakukan aksi solidaritas kemanusiaan dan misi bantuan kemanusiaan terhadap saudara-saudara kita etnis Rohingya, serta melakukan secara lebih aktif lagi People-to-People Diplomacy di kawasan, dengan tentu saja dengan kesadaran agar konflik geopolitik di Myanmar itu tidak diimpor ke negeri kita.

11. GP Ansor juga menyarankan agar melaksanakan Salat Gaib para korban yang tewas, mengirimkan doa khusus dan juga membaca Hizb Nasr agar para korban yang tewas mendapat ketenangan, agar para korban terluka ringan maupun berat segera mendapatkan kesembuhan; agar para korban yang hilang bisa diketemukan dalam keadaan hidup dan sehat; agar para korban yang mengungsi mendapatkan keamanan dan perlindungan, dan agar perdamaian abadi bisa kembali hadir di negeri Myanmar, sehingga para pengungsi dapat pulang ke tanah mereka dengan jaminan keamanan dan perlindungan.

12. Akhirnya, GP Ansor mengutuk keras tragedi kemanusian terhadap saudara-saudara kita etnis Rohingya di Myanmar sekaligus mengajak kita semua untuk menyatukan hati, tekad, semangat dan usaha #KitaIniSama satu tujuan untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, serta tentu saja tidak memilih diam terhadap setiap ujaran kebencian, permusuhan dan persekusi terhadap minoritas.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved