Sabtu, 4 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

TKI di Arab Saudi Kecam Kicauan Fahri Hamzah di Twitter

Kicauan tersebut mendapat kecaman dari para TKI di luar negeri melalui jejaring sosial facebook maupun twitter.

TWITTER
Buntut tweet Fahri Hamzah menuai respon negatif dari aktivis perempuan hingga Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, Selasa (24/1/2017). 

TRIBUNNERS - POSPERTKI (Posko Perjuangan TKI) di Saudi Arabia merupakan salah satu organisasi TKI yang terbentuk sejak tahun 2009 mengecam kicauan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di jejaring sosial twitter.

Dalam akun twitternya pada 24 Januari 2017, Fahri Hamzah yang merupakan politisi PKS (Partai Keadilan Sejahtera) berkicau “Anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela”.

Kicauan tersebut mendapat kecaman dari para TKI di luar negeri melalui jejaring sosial facebook maupun twitter.

Seperti halnya Ramida Muhammad, Ketua Umum POSPERTKI Saudi Arabia menanggapi dalam akun facebooknya “kami bukan pengemis, kami bekerja dengan segala kemampuan kami dengan niat mulia. Demi menafkahi keluarga kami dari hasil keringat sendiri yang mengucur lelah. Namun kami bangga menjadi TKI dari pada jadi biang korupsi”.

Komentar lain pun datang dari TKI di Jeddah salah satunya Widya Yusuf melalui akun facebooknya yang menyatakan “Lebih terhormat menjadi pengemis atau babu dari pada duduk di kursi empuk kerjanya maling uang rakyat”.

Begitu juga TKI yang bekerja di kota Madinah dengan akun facebook Lavender Flowers meminta Fahri Hamzah berpikir dua kali sebelum berbicara. Kami TKI tersebar di beberapa negara timur tengah dan asia yang berjumlah begitu banyak.

Masa jadi pengemis . . . . okelah kami pembantu, tapi kami kerja halal bukan dari keringat melorotin uang pejabat.

Janganlah bilang pengemis yang artinya minta – minta. Apa Bapak Fahri Hamzah pernah lihat kami duduk di jalanan mengemis minta uang ?,” ujarnya.

Sharief Rachmat yang merupakan Ketua DPLN PDI Perjuangan Saudi Arabia menilai, tidak pantas seorang pejabat negara apalagi anggota DPR RI yang nota bene wakil rakyat mengutarakan ucapan sedemikian rupa.

Jangan karena kepentingan dan ambisi politik, TKI dijadikan objek.

Kalau Fahri Hamzah mengklaim tidak bermaksud menghina TKI, kenapa status twitternya langsung dihapus setalah adanya kritik dan kecaman,” sambung Sharief yang sudah tinggal di Saudi Arabia selama 31 tahun.

Sharief yang juga merupakan Ketua Tim Baksos Peduli WNI kolong Jembatan Kandara kota Jeddah tahun 2009 menyindir Fahri Hamzah.

“Hebat sekali TKI yang dinilai babu dan pengemis bisa berkontribusi devisa negara triliuan rupiah, sedangkan Fahri Hamzah apa kontribusinya ?”

Kedua orang tua saya, kurang lebih 35 tahun menjadi TKI di Saudi Arabia. Saya bangga menjadi anak dari pasangan TKI. Mereka tidak mengemis dan mereka berjuang secara terhormat. Menjadi TKI bukanlah pekerjaan yang hina,” ujar Sharief Rachmat pada Selasa (24/01/2017) di Jeddah, Saudi Arabia.

PENGIRIM: PP POSPERTKI SAUDI ARABIA
(Posko Perjuangan Tenaga Kerja Indonesia)

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved