Minggu, 5 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Degradasi Lahan Pertanian Ancam Swasembada Pangan Nasional

Tingkat lahan kritis di Indonesia terus meningkat dan mengkhawatirkan karena mengganggu produktivitas hasil pertanian dan dianggap sebagai salah satu

zoom-inlihat foto Degradasi Lahan Pertanian Ancam Swasembada Pangan Nasional
WARTA KOTA/nur ichsan
SAWAH - Petani sedang menanam bibit tanaman padi di sawah yang berlokasi di Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, Senin (30/5). Sebanyak 70 persen lahan pertanian di kawasan pantura Kabupaten Tangerang, berkurang setiap tahunnya karena telah berubah fungsi menjadi perumahan dan pabrik. Saat ini lahan pertanian yang tersebar di 29 kecamatan yang luasnya mencapai 41 ribu hektar dan menggunakan irigasi teknis ini mempengaruhi produksi padi setempat. WARTA KOTA/Nur Ichsan

Pemupukan Berimbang Solusi Penting Produktivitas Lahan

Pemupukan berimbang merupakan pemberian pupuk bagi tanaman sesuai dengan status hara tanah dan kebutuhan tanaman untuk mencapai produktivitas yang optimal dan berkelanjutan.

Sayangnya, salah satu permasalahan pemupukan berimbang saat ini ada pada adopsi di kalangan petani. Terdapat persepsi yang tidak sesuai bahwa penggunaan pupuk berimbang akan mengurangi produktivitas.

Direktur Pupuk dan Pestisida Kementerian Pertanian, Muhrizal Sarwani menyatakan bahwa salah satu peran terpenting dipegang oleh penyuluh pertanian.

"Penyuluh haruslah dibekali dengan informasi dan pengetahuan yang benar mengenai pemupukan berimbang. Mereka adalah garda terdepan dalam memberikan pendidikan kepada petani mengenai praktik pertanian yang baik. Sehingga, saat mengisi RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) para petani sudah mengalokasikan kebutuhan pupuk sesuai prinsip pemupukan berimbang."

Hidayat Salim, Guru Besar Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Universitas Padjadjaran dalam diskusi mengatakan bahwa pemupukan berimbang memiliki dua manfaat utama. Pertama, meningkatkan hasil pertanian dan yang kedua memperbaiki kesehatan tanah.

“Pupuk anorganik dapat terlihat hasilnya dengan relatif cepat, namun pemupukan yang intensif dan tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah lingkungan. Sementara itu pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, namun hasil tidak secepat pupuk anorganik. Oleh karena itu, pupuk berimbang menjadi solusi terbaik. Kombinasi antara pupuk organik dan pupuk anorganik secara terintegrasi dan berimbang akan saling mendukung terhadap kesehatan tanah, kualitas tanah, produktivitas tanah dan tanaman, secara berkelanjutan.”

Pemakaian pupuk berimbang oleh para petani juga mendapatkan dukungan dari para pelaku industri.

"Sebagai salah satu produsen pupuk di Indonesia, Petrokimia Gresik melakukan dua tindakan nyata yaitu memfasilitasi proses regenerasi petani muda melalui gerakan Taruna Petro PATRA dan mendorong petani menerapkan pemupukan berimbang. Kegiatan demplot (demonstration plot) yang telah dilakukan diberbagai daerah, memberikan bukti nyata kepada para petani bahwa pemupukan berimbang dapat membantu meningkatkan hasil panen,” ungkap Rahmad Pribadi BBA, MPA Direktur Umum dan SDM Petrokimia Gresik.

Salah satu unsur penting dalam pemupukan berimbang adalah penggunaan pupuk organik yang sesuai dengan standar pemerintah, seperti Petroganik pupuk organik bersubsidi.

Petroganik tidak hanya berfungsi menyuburkan tanah tetapi juga meningkatkan daya simpan dan daya serap air serta unsur hara makro dan mikro di dalam tanah.

Selain itu, pupuk ini juga memiliki lima keunggulan yaitu bahan baku yang kaya manfaat, berbentuk granul, bebas gulma dan bakteri jahat, kadar air rendah dan sesuai dengan Permentan No 7 tahun 2011.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved