Selasa, 30 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Keutuhan Negara Dirongrong Dari Dalam

Bangsa Indonesia lahir dari suatu proses sejarah pertumbuhan dan perjuangan yang panjang, kemudian bernegara sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat

zoom-inlihat foto Keutuhan Negara Dirongrong Dari Dalam
/TRIBUN MEDAN/DEDY SINUHAJI
Sejumlah prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengibarkan bendera Merah Putih pada upacara meperingati hari Kebangkitan Nasional di puncak Gunung Sinabung,Kabupaten Karo,Sumut, Jumat (20/05/2010). Bendera yang dikibarkan pada daratan setinggi 2.460 Mdpl tersebut bertema Ekspedisi Bukit Barisan Wilayah Sumut puncak Sinabung. Diikuti oleh 381 peserta yang terdiri dari berbagai elemen, mulai dari Kodam, Kostrad, Kopasus, kelompok mahasiswa pecinta alam,civitas akademmika dan masyarakat.

Ditulis oleh : Eka Agus Setiawan, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

TRIBUNNERS - Bangsa Indonesia lahir dari suatu proses sejarah pertumbuhan dan perjuangan yang panjang, kemudian bernegara sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat melalui Proklamasi 17 Agustus 1945.

Kemerdekaan bangsa membawa konsekuensi logis pada pergaulan antar bangsa yang sekaligus menghendaki perlibatan diri ke dalam pembangunan tata kehidupan dunia yang harmonis menuju kesejahteraan umat manusia.

Disamping itu, bangsa Indonesia menyadari bahwa betapa kondisi dan konstelasi geografi yang menjadi ruang hidupnya, serta segala isinya berdampak erat pada berbagai perbedaan ciri dan karakter budaya penduduknya.

Berbagai ragam perbedaan yang ditandai oleh keberadaan lebih dari 200 etnis dan suku bangsa, sekitar 400 bahasa, serta bermacam agama yang dianut oleh rakyatnya merupakan faktor yang melahirkan perbedaan-perbedaan kepentingan dan tujuan setiap kelompok masyarakat.

Perbedaan kepentingan dan tujuan tersebut dapat diperkuat oleh faktor ruang hidup berupa pulau-pulau yang secara geografis terpisah satu dari yang lain.

Di tengah keanekaragaman dan terkaman globalisasi, kedudukan Indonesia sebagai negara bangsa yang kaya akan keanekaragaman suku, budaya dan bahasa itu diuji kekokohannya.

Di era sekarang muncul berbagai aliran dan paham keagamaan dan sosial politik yang mengusung berbagai ideologi baru, yaitu ideologi kanan dan kiri yang sesungguhnya tidak relevan dengan konteks keindonesiaan.

Misalnya,munculnya organisasi yang mengusung ideologi proletariat atau sosialisme, dan organisasi yang mengusung ideologi keagamaan yang keras untuk terbentuknya negara khilafah.

Keberagaman atau kehidupan lingkungan majemuk bersifat alami dan merupakan sumber kekayaan budaya bangsa.

Setiap perwujudan mengandung ciri-ciri tertentu yang membedakannya dari perwujudan yang lain.

Tidak mungkin satu perwujudan mengandung semua ciri yang ada karena bila hal itu terjadi, dia akan menjadi maha sempurna, padahal yang maha sempurna adalah Tuhan.

Perbedaan yang ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia sebenarnya untuk memenuhi kepentingan bersama agar dapat hidup sejahtera.

Namun untuk mewujudkan harmoni dengan bangsa lain,  bangsa Indonesia harus kuat, maju, dan sejahtera.

Bangsa yang lemah, miskin, dan tertinggal akan merangsang bangsa lain menguasainya dan menjajahnya, sebagaimana kita alami di masa lalu.

Halaman
12

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan