Rabu, 1 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Meneguhkan Negeri Istimewa

Pertama, negara berada dalam masalah. Kedua, negara butuh uluran tangan para warganya......

Editor: Robertus Rimawan
IST
M Rikza Chamami, Alumni Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia/PPMI dan Dosen UIN Walisongo. 

Dan itu menjadi bukti bahwa kritisisme mantan aktivis pers turut memengaruhi nalar keindonesiaan.

Yang pasti, itulah warna-warni geliat para aktivis pers yang sudah ditempa sejak kuliah dengan anti kemapanan dan membangun negeri.

Dan tentu saja itu merupakan jariyah untuk anak cucu generasi berikutnya.

Menyoal Indonesia memang sama halnya menyoal kehidupan yang tidak pernah selesai.

Sebab memang negeri ini dihuni aktif oleh para orang hidup.

Alhasil, segala persoalan yang terjadi perlu diurai satu persatu.

Dalam bidang sosial, ada persoalan serius soal kebangsaan, radikalisme dan pesimisme menghadapi MEA.

Nalar pikir masyarakat juga terkadang masih terlalu sempit hingga muncul inferioritas.

Bidang budaya juga menjumpai cita rasa budaya lokal yang mulai terkikis sehingga butuh rekayasa budaya--yang dikembalikan pada marwah keindonesiaan.

Sebab budaya melekat pada tatanan sosial di lingkaran itu.

Isu pendidikan ini juga menjadi kemasan diskusi yang panjang.

Dari mulai literasi, profesionalisme guru, kurikulum, moralitas siswa, buku ajar hingga darurat pornografi. Semuanya bermasalah (tentunya ada nilai kasuistiknya).

Dari perjalanan panjang diskusi ada empat hal menarik yang dapat dijadikan ibroh.

Pertama, negara berada dalam masalah.

Kedua, negara butuh uluran tangan para warganya.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved