Selasa, 7 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Salam Perpisahan Baitullah

Hari ke-20 Dzulhijah, yakni Sabtu 3 Oktober merupakan hari terakhir kami berada di Mekkah

Editor: Toni Bramantoro
ist
Heru Pujihartono dan sahabat setianya, Tubagus Adhi selesai melaksanakan Tawaf Wada 

Oleh: Heru Pujihartono

Hari ke-20 Dzulhijah, yakni Sabtu 3 Oktober, merupakan hari terakhir kami berada di Mekkah.

Pada Minggu, 4 Oktober, rombongan jemaah haji dari Hiratour hijrah ke Madinah selama empat hari hingga ke saat kepulangan ke Indonesia pada Kamis, 8 Oktober.                         

Saat ini saya berada di Mekkah, Sabtu malam waktu Saudi atau Minggu (4/10/2015) dinihari WIB.                                     

Sebagian besar jemaah dari biro perjalanan lainnya juga sudah ke Madinah.

Pergerakan jemaah dari Mekkah ke Madinah lebih banyak terjadi pada jemaah-jemaah dari kategori haji khusus.

Mereka ini umumnya hanya sekitar 22 hari di tanah suci, atau maksimal 24 hari dengan jadwal keberangkatan dan kepulangan. 

Durasi waktu ini bebeda dengan jemaah haji reguler dan ONH-Plus, yang lamanya bisa 40 hari.    

Jemaah haji yang dikoordinir oleh Hiratour ini masuk kategori haji khusus.

Saya dan puluhan jemaah lainnya adalah gelombang terakhir dari kelompok haji khusus Hiratour 2015 ini.

Kendati demikian, masih jauh lebih banyak jumlah jemaah haji reguler dan ONH Plus dibandingkan jemaah haji khusus.                                                              

Oleh karena itu, meski sudah banyak yang hijrah ke Madinah, namun Mekkah tetap padat. Dan, Masjidil Haram tak pernah terlihat sepi.                        

Sepanjang hari, puluhan ribu jemaah memutari Baitullah, melakukan Tawaf atau berjalan tujuh kali memutari Kabah seraya melantunkan asma-asma kebesaran Allah SWT.

Jemaah yang akan meninggalkan Mekkah disunahkan untuk melakukan Tawaf Wada, atau tawaf perpisahan dengan Baitullah.

Akan tetapi, Baitullah tak pernah ingin benar-benar ditinggalkan. Baitullah selamanya senantiasa menumbuhkan kerinduan.                                                                                        

Saya berharap secepatnya bisa segera kembali kemari!

* Heru Pujihartono, Pemilik Klub Sepakbola Jakarta Matador, anggota tim Indonesia Millenium Development Force (IMDF) PSSI 2015-2019, dan owner perusahaan katering Nendia Primarasa, Pancoran, Jakarta-Selatan.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved