Tribunners / Citizen Journalism
Gus Dur Itu Cinta Gus Dur Itu Indonesia
Semua mata tertuju pada sosok perempuan dengan dandanan seperti orang gila.
TRIBUNNNEWS.COM,JAKARTA--Semua mata tertuju pada sosok perempuan dengan dandanan seperti orang gila. Ia berjalan pincang dan bergumam, " ketika semua orang sibuk dengan citra, kau tawarkan arti sebuah makna: Cinta. Gus Dur, Kau itu Cinta! ".
Perempuan itu bernama Rima, seorang penyair "nyentrik"yang mengisi rangkaian acara peringatan seribu hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang digelar di halaman Gereja Katolik yang terletak di Jl Wahid Hasyim, Senin (15/10/2012).
Tidak hanya Rima, acara yang diselenggarakan Komunitas lintas iman Jombang itu dimulai penyalaan 1.000 lilin menyertai doa lintas Iman yang diawali Kyai Fadhullah Malik dari Pesantren Tambakberas.
Selanjutnya ada paduan suara lintas agama, standup comedy, pentas musik rebana, serta penampilan keroncong anak. Ada juga Remo, Tarian Khas Jombang. Sepasang penari dengan atraktif menunjukan gerakan yang harmonis dan Indah. Seindah Indonesia yang diisi keragaman etnik, budaya dan agama.
Malam itu, sejumlah pertunjukan dan atraksi yang digelar meneguhkan kembali bahwa penghormatan pada keragaman adalah keniscayaan bagi kaum beragama. Yang satu itu hanya Allah, semua mahluk harus bersatu".
Ratusan pengunjung dibuat takjub saat group hadrah banjari melantunkan sholawat Nabi yang mengiringi atraksi Barongsai. Begitu pula saat paduan suara anak-anak yang dengan mahir memainkan biola.
Mereka menyanyikan syiiran Gus Dur yang terkenal itu dan Symphony No. 9 karya Ludwig van Beethoven. Aan Anshori, panitia acara mengatakan, Symphony No 9 ini adalah salah satu keinginan terakhir Gus Dur selain Nasi Kikil Jombang.
Bintang malam itu adalah Inayah Wahid, anak bungsu Gus Dur. Dengan gaya yang khas, Inay katakan, "Gus Dur itu pahlawan kemanusiaan yang dengan segala cara memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan". Ia juga menyebut bahwa Bapaknya itu hanya manusia biasa. Tetapi perjuangan dan semangat kemanusiaannya Gus Dur jadi luar biasa.
Saat penampilan anak-anak jalanan dari lokalisasi Gedangsewu Kediri pimpinan mas Mugi, Mba Inay meneteskan air mata. Hal yang sama ia perlihatkan saat berziarah ke makam Gus Dur dengan Kyai Maman. Ratusan jamaah menyapanya, Seorang sakit meminta Inay mengusap kepalanya. "Gus Dur itu dicintai banyak orang karena mencinta mereka", tutur Inay terisak haru.
Acara ini juga dihadiri Wakil Bupati Jombang, Dandim dan Seluruh perwakilan umat bergama, etnis dan tentu Gusdurian itu, diakhiri refleksi Romo Eko yang mengatakan, "Ini merupakan penghormatan terhadap Gus Dur yang selama hidup konsisten menghidupkan kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Gus Dur itu cermin Kebinnekaan Indonesia. Gus Dur itu Indonesia.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.