Jumat, 3 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Benang Merah Kerajaan Cikeas, Ketum, dan Korupsi Demokrat

Sebentar lagi saya akan kultwitkan sekilas tentang hub & benang merah : SBY/Cikeas, Anas, korupsi PD, konstelasi politik& konspirasi Global

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-inlihat foto Benang Merah Kerajaan Cikeas, Ketum, dan Korupsi Demokrat
TRIBUN Jakarta/Hasanuddin Aco
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pembekalan kepada petinggi Partai Demokrat, di Puri Cikeas, Jawa Barat. Minggu (18/3/2012) (TRIBUN Jakarta/Hasanuddin Aco)

Saya bukan bela anas. Mungkin saja dia terlibat kasus korupsi atau suap. Tapj saya melihatnya dari perspektif grand design yg ada. Saya menganalisa setiap isu2 yg dilontarkan..siapa pelempar isu, siapa yg goreng, yang nampung, yg kembangkan dan kemana arahnya?

Media massa kita sebagian besar sudah dikendalikan kekuatan2 politik dan ekonomi. LSM2, tokoh2 dst..juga terkontaminasi kepentingan. Sebagian lagi media massa ikut ikut arus mainstream. Kemana opini bergerak, media massa ikut. Sadar tidak sadar sdh masuk dlm jeratan. Sebagian lagi mengikuti skenario opini karena "kesamaan kepentingan". Seperti TEMPO misalnya, elitnya "anti" HMI dan Islam. Akhirnya apara hukum termasuk KPk dan majelis hakim "terpaksa" menghukum orang yg tak bersalah demi memuaskan opini publik

Sama seperti skrg ini, KPK ditekan opini publik. Samad ketua KPK jd boneka istana dan kelompok elit "makassar" yg menjadi king makernya. Kepentingan elit TEMPO adalah bgmn presiden mendatang berasal dari komunitas mereka. Seperti Budiono atau sri mulyani. Ini politik media. Maka terjadilah "trial by Press". Hampir sama kasusnya dengan kasus "pembunuhan" nazarudin oleh antasari. Opini dibentuk. Rakyat ditipu. Skrg coba kita berfikir jernih : dimana istri dan anak nazar ? Kenapa tidak ditangkap? Bgtu Sulitkah mencari ibu bersama anak2 yg buron?. Kenapa Polisi tdk mampu menangkap ibu bersama anaknya yg buron? Tak mampu atau tak mau? Apa motifnya ? Kenapa media tak ada yg ungkap?. Apakah logis jika kita simpulkan bhw neneng dan anaknya sengaja disandera agar nazar tidak berikan kesaksian yg sebenarnya? Disetir?. Lalu logiskah kita simpulkan kenapa anas tidak juga ditetapkan jadi tersangka karena sebenarnya KPK belum punya bukti yg cukup?

Sekaranf anas sdh "dihukum" publik. Dicap sebagai koruptor dan harus diseret ke penjara. Siapa yg diuntungkan jika itu terjadi?. Siapa yg diuntungkan jika anas diseret ke penjara meski bukti2 tidak kuat? SBY? Ical? Wiranto? Mega? Prabowo? JK ? Siapa?. Belum lagi jika anas hancur pertahannya dan "melawan balik" SBY /Cikeas. Sbg ketum PD dia tahu semua busuk SBY/Cikeas dan Demokrat. Jika hal itu yg terjadi, maka geger politik indonesia yg terjadi skrg ini berobah menjadi "kiamat politik". 2-3 thn ke depan "perang". Jika terjadi "perang politik" dan saling menghancurkan siapa yg rugi? 1. Partai Demokrat (pasti hancur), 2. Ekomoni Indonesia (hancur)

Siapa yg untung? Yg untung hanya partai2 politik lain yg mendapatkan limpahan suara rakyat karena demokrat hancur berantakan.. Saya selalu melihat sesuatu masalah secara komprehensif. Apakah rakyat indonesia sdh siap diperintah Golkar kembali? Siap dipimpin Ical?

Apakah rakyat indonesia sdh siap menerima kenyataan bahwa RI dipimpin Prabowo? Atau Gita ? Ditengah kenyataan JK sulit menang.

Apakah rakyat indonesia siap menghadapi instabilitas politik dan ekonomi yg ditimbulkan "perang politik" elit bangsa ?

Apakah RI rela terus2an dikendalikan penguasa zalim, neolib, munafik antek barat? Apakah rakyat sadar bhw semua ini "sandiwara" ?

Lihat sekarang penegakan hukum kita. Tajam ke bawah tumpul ke atas, hancur. Negara darurat korupsi, narkoba & mafia. Negara kita LEMAH !

Pengadilan, kepolisian, kejaksaan, KPK, BPK, BPKP, inspektorat, DPR, partai dst..penuh dengan kebusukan, korup dan penindas !

Sementara Presiden kita sibuk dengan citranya. Poles wajah kanan kiri belepotan bedak tebal. Istana pusat korupsi seperti kata amin rais

Lihat sekarang ini apa yg bisa kita banggakan? Korupsi no. 4 sedunia. Indek korupsi naik terus. Ekonomi tumbuh ditopang konsumsi dan SDA

Negara kita ini sdh dalam cengkaraman konspirasi global. Dibuat lemah dan dihancurkan. Hukum jadi alat politik. Penguasa munafik.

Media massa kita hanya jadi commercial tools dan pembentuk opini pesanan. Tidak berani kritis karena takut kehilangan bisnis.

Saya ajak kita semua utk hati2 mencerna informasi. Jgn telan semua opini. Pakai akal dan hati nurani. Berfikir fair & objektif. Sekian.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved