Senin, 29 September 2025

Mencicip Ayam Panggang Langganan Pejabat, Oleh-oleh Khas Klaten

Ayam Panggang Mbah Dinem, di Klaten, Jawa Tengah, menawarkan menu ayam kampung yang diolah dengan belasan jenis rempah

Penulis: willy Widianto
Editor: Wahyu Aji
Handout/IST
AYAM PANGGANG MBAH DINEM - Ayam Panggang Mbah Dinem, di Klaten, Jawa Tengah, menawarkan menu ayam kampung yang diolah dengan belasan jenis rempah, tanpa santan, vetsin dan minyak goreng. 

TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Menu yang mengandung santan, vetsin serta minyak goreng, adalah makanan yang umum dikonsumsi masyarakat Indonesia. 

Terlebih pada Hari Raya Idul Fitri 1446 hijriah yang akan jatuh 31 Maret 2025, pekan depan. 

Tidak bisa dipungkiri, bahan-bahan tersebut membuat makanan terasa lebih nikmat, walaupun berbahaya untuk kesehatan. 

Ayam Panggang Mbah Dinem, di Klaten, Jawa Tengah, menawarkan menu ayam kampung yang diolah dengan belasan jenis rempah, tanpa santan, vetsin dan minyak goreng.

Muhammad Yahya, pemilik brand, menjamin bahwa sekalipun tidak menggunakan bahan-bahan tersebut, kelezatan ayam panggangnya tidak kalah enak. 

“Kami tidak menggunakan vetsin, santan dan minyak goreng. Sehingga aman untuk orang-orang yang perlu menjaga kesehatan,” ujar Muhammad Yahya.

Ayam Panggang Mbah Dinem menggunakan ayam kampung, yang diolah dengan delapan belas jenis bumbu, termasuk lengkuas, jahe dan kemiri.

Prosesnya berlangsung tanpa pengukusan, penggorengan ataupun perebusan. Setelah bumbu meresap, ayam dipanggang selama sekitar sepuluh hingga lima belas menit, menggunakan gerabah yang terbuat dari tanah liat. 

“Ayam kami olah menggunakan gerabah tanah liat, dipanaskan dengan kompor. Selama proses pemanggangan, ayam tidak tersentuh api sama sekali, sehingga teksturnya terjaga, dan aromanya istimewa,” jelasnya. 

Muhammad Yahya lebih lanjut menerangkan, Mbah Dinem mewariskan cara memasak menggunakan gerabah kepada anak dan cucunya.

Gerabah yang digunakan adalah produksi warga kecamatan Bayat di Klaten. Sementara ayam panggang yang disajikan adalah masakan asli khas kota seribu candi. 

“Ayam Panggang adalah masakah khas Klaten. Kami mengemasnya dalam bentuk oleh-oleh. Bisa dibawa ke kota asal, maupun saat mengunjungi keluarga di Klaten,” ujarnya 

Per ekornya ayan dibandrol Rp 130 ribu. Orang-orang yang pernah menyambangi restoran yang terletak di jalur Jogja - Solo itu antara lain, mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Ketua Umum Partai DPP Golkar, Bahlil Lahadalia, Mantan Menteri Dalam Negeri, almarhum Tjahjo Kumolo, hingga dalang kondang Ki Anom Suroto.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan