Rabu, 1 Oktober 2025

Belajar dari Suku Abui di Kampung Adat Takpala Alor, Merawat Kebersamaan Lewat Tarian Lego-lego

Jika ada acara atau ada tamu yang berkunjung ke Kampung Adat Takpala, mereka yang tinggal di pesisir bawah akan datang ke Kampung Adat Takpala.

Penulis: Dewi Agustina
Tribunnews.com/Dewi Agustina
Penduduk Suku Abui di Kampung Adat Tradisional Takpala, Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Penduduk sedang menari Lego Lego untuk menyambut wisatawan yang berkunjung. Foto diabadikan Sabtu (27/8/2022). 

Sambut Tamu

Saat ada tamu yang berkunjung, penduduk Suku Abui sudah berkumpul di Kampung Adat Takpala, termasuk mereka yang tinggal di pesisir.

Tamu akan dijemput oleh beberapa warga Suku Abui untuk dibawa sampai ke arah mesbah.

Pengunjung kemudian istirahat sebentar sekitar 5 hingga 10 menit.

Sementara para penari sudah siap di mesbah.

Penduduk Suku Abui di Kampung Adat Tradisional Takpala, Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto diabadikan Sabtu (27/8/2022).
Penduduk Suku Abui di Kampung Adat Tradisional Takpala, Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto diabadikan Sabtu (27/8/2022). (Tribunnews.com/Dewi Agustina)

Atraksi pertama yang ditampilkan Suku Abui adalah belanja moko.

Belanja moko bermakna bahwa yang diharap-harapkan telah tiba.

"Jadi itu simbolnya yang digunakan, belanja moko," kata Martinus.

Setelah itu warga yang dituakan akan menyampaikan semacam penyambutan kepada pengunjung "Selama ini kami nantikan dan sekarang sudah tiba, kami mau bawa ke mesbah untuk Lego-lego sama-sama di mesbah."

Penduduk Suku Abui kemudian menari Lego-lego dan mengajak para pengunjung untuk ikut menari bersama sebagai ungkapan kebersamaan.

Sejarah Suku Abui

Sementara itu Richard, pemandu wisata dari Malatours mengatakan, zaman dahulu orang-orang Suku Abui selalu berada paling depan saat perang.

Sehingga tidak heran mereka dijuluki sebagai pencari kepala manusia.

Namun sekarang zaman sudah berubah. Segala sesuatu tidak seperti dulu lagi.

Yang tertinggal kepada mereka adalah hal berburu, bukan lagi manusia tetapi hewan.

Dulu warga Suku Abui meminta berkat kepada dewa mereka, masih ada yang minta petunjuk kepada nenek moyang.

Tapi sekarang mereka semua sudah memiliki agama.

Warga Suku Abui memilih Katolik sebagai agama mereka.

Saat ke kebun meraka melakukan ritual menanam, tapi setelah mau panen mereka melakukan ritual kepada dewa baru kemudian ke gereja.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved