Minggu, 5 Oktober 2025

5 Tradisi yang Dilakukan Umat Hindu Saat Hari Raya Galungan di Bali

Perayaan Galungan diadakan setiap 210 hari sekali yang dihitung berdasarkan wuku. Berikut 5 tradisi khas saat perayaan Galungan.

Instagram/balispiritfest
Hari Raya Galungan 2020. Perayaan Galungan diadakan setiap 210 hari sekali yang dihitung berdasarkan wuku. Berikut 5 tradisi khas saat perayaan Galungan. 

Hari Raya Galungan biasanya ditandai dengan adanya penjor atau janur kuning yang dipasang di sepanjang jalan di daerah Bali.

Penjor terbuat dari batang bambu yang dihiasi dengan daun kelapa, padi, dan kotak khusus untuk sesaji yang disebut canang.

Penjor merupakan gambaran sebuah lambang Bhatara Mahadewa yang beristana di Gunung Agung atau Bhatara Siwa.

Penjor ini nantinya akan ditancapkan di depan pintu masuk saat Penampahan sore agar saat Galungan masih dalam keadaan segar.

2. Tradisi Ngejot

Tradisi Ngejot
Tradisi Ngejot (Tribun Bali)

Tradisi lainnya yang khas saat perayaan Galungan adalah Ngejot.

Ngejot merupakan kegiatan saling memberi atau berbagi pada orang lain.

Tradisi ini biasanya dilakukan menjelang Galungan sampai pada saat Galungan berlangsung.

Masyarakat biasanya membagikan berbagai hal, seperti buah, jajan, hingga olahan daging saat Penampahan.

Tradisi Ngejot dilakukan bertujuan untuk semakin mempererat persaudaraan antar umat Hindu.

3. Perang Jempana

Tradisi saat Galungan
Tradisi Perang Jempana (Tribun Bali)

Setiap perayaan Galungan, masyarakat umat Hindu di Bali juga melakukan perang Jempana.

Jempana atau tandu nantinya membawa usungan sesajen dan simbol dari dewata diarak ke pura untuk didoakan.

Keseruan ini bertambah saat para pengarak beradu ketika perjalanan menuju pengarakan Jempana ini.

Mereka larut dalam suasana trance dengan iringan gamelan yang mengentak ketika perjalanan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved