Pembantaian Anjing Secara Massal Masih Terjadi di Tiongkok Jelang Festival Yulin
Pedagang di China tertangkap kamera sedang membersihkan dan menguliti anjing di pasar hewan ternama di China Utara.
(TribunTravel.com/Rizky Tyas Febriani)
TRIBUNNEWS.COM - Pedagang di China tertangkap kamera sedang membersihkan dan menguliti anjing di pasar hewan ternama di China Utara.
Diduga anjing-anjing itu adalah hewan peliharaan yang dicuri dari pemiliknya.
Rekaman tersebut dirilis oleh organisasi yang melindungi hak binatang, Humane Society International dua minggu sebelum perayaan Festival Daging Anjing Yulin.
Kabarnya, festival tersebut akan dirayakan di China Selatan pada musim panas nanti.
Humane Society mengatakan, video tersebut penting disebarkan karena menunjukkan perdagangan daging ilegal.
Bukan hanya di Yulin, tapi di berbagai wilayah lain di China.
Diketahui Provinsi Liaoning yang berada di Timur Laut China mempunyai pasar daging terbesar kedua di China, dan yang pertama ada di Provinsi Jilin.


"Pasar daging anjing di Jilin sama besarnya dengan Guangxi," kata juru Bicara Humane Society International seperti dilansir dari Dailymail.co.uk (13/6/2018).
Setelah anjing dikuliti, dagingnya dijual untuk dikonsumsi dan bulunya dibuat menjadi sarung tangan, topi, rompi, hingga sepatu bot.
Seorang relawan Humane Society International menyaksikan ada 50 hingga 60 anjing terbunuh setiap hari.
Hari Rabu merupakan hari spesial menurut pedagang dan biasanya pengunjung sangat ramai.
Pada hari itu ada 80 anjing dibunuh hingga menjelang siang hari.
Anjing-anjing yang disembelih bahkan disiksa terlebih dahulu sebelum mereka mati.

Mereka dikurung di dalam kandang besi berkarat dan sangat kotor.
Humane Society International mengatakan mitra aktivis Tiongkok mereka telah melaporkan pasar hewan ilegal kepada penegak hukum setempat.