Kamis, 2 Oktober 2025

Takjub dengan Keindahan Trang An di Vietnam

Trang An di Vietnam memiliki pemandangan spektakuler terdiri dari batu kars dan lembah yang dikelilingi tebing.

Penulis: Nurul Hanna
Editor: Willem Jonata
whc.unesco.org
Trang An Complex di Vietnam. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurul Hanna

TRIBUNNEWS.COM, VIETNAM - Trang An merupakan satu di antara sekian banyak lokasi wisata andalan di Vietnam. Wartawan Tribunnews.com Nurul Hanna berkesempatan menikmati keindahan alam di sana. Berikut laporannya.

Kao, tour guide kami begitu bersemangat saat hendak mengantar ke Trang An Complex. Sebelum kami berangkat ke lokasi, ia berkali-kali menyebut bahwa destinasi wisata tersebut sangat indah.

Wajah Kao juga antusias saat menyebut Trang An merupakan lokasi syuting film Kong: Skull Island yang rilis pada awal 2017.

Trang An terletak di Provinsi Ninh Binh, sekira 2 jam perjalanan dari pusat kota Hanoi, Vietnam. Kami berangkat pada Jumat (6/3/2018) sekira pukul 08.00 waktu setempat.

Selama 2 jam perjalanan, kami melewati hiruk pikuk kota Hanoi sebelum akhirnya memasuki jalan bebas hambatan. Cuaca saat itu sedikit mendung. Kao mengingatkan jika nanti turun hujan. Saat ini di Vietnam memasuki musim semi.

Benar saja, begitu tiba di Trang An, gerimis melanda. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat kami untuk tetap mengunjungi Trang An. Tiket masuknya seharga 200.000 Vietnam Dong. Kami juga harus membeli jas hujan plastik seharga 10.000 Vietnam Dong.

Setelah masing-masing dari kami menggunakan jas hujan, Kao segera mengantar menuju deretan sampan kayu. Kemudian kami diminta menggunakan pelampung warna oranye. Kao bilang, hal itu sudah menjadi peraturan resmi di lokasi wisata tersebut.

Masyarakat setempat yang mencari nafkah sebagai pendayung sampan rata-rata berusia paruh baya. Begitu juga seorang ibu yang mendayung sampan kami. Wajahnya terdapat kerutan yang menunjukkan usianya tak lagi muda.

Namun, tenaganya tak bisa direnehkan. Terbukti ia mampu mendayung sampan kami berisi 5 penumpang selama nyaris 2 jam.

Selama berada di sampan, kami dibuat betah melongok ke sekitar. Danau dengan air yang tenang, ditambah kicau burung membuat saya benar-benar lupa hiruk pikuk kota.

Menengok ke kanan dan kiri, terlihat tebing-tebing tinggi yang ditumbuhi pepohonan. Pada bawah tebing, tumbuh semak-semak dan tanaman lainnya.

Ada beberapa bebek kecil yang berenang di danau tersebut. Bebek yang saya lihat terlihat berenang menjauh menuju tepian, seakan menghindari kedatangan sampan-sampan yang dinaiki para turis.

Benar kata Kao, Trang An merupakan lokasi syuting film Kong: Skull Island yang dibintangi aktor kawakan Hollywood bernama Samuel L. Jackson

Sayang, lantaran gerimis tak juga reda, kami harus menaiki sampan sembari menggunakan payung. Hal itu sedikit membuat kami repot, terlebih saat harus melewati 4 gua dengan langit-langit yang sangat rendah.

Empat gua tersebut luasnya berbeda-beda. Namun, semuanya terlihat dipasangkan bohlam di bagian dinding.

Setiap kali melewati gua, ibu pendayung memperlambat laju sampan. Seakan kami diminta menikmati kedalaman gua, yang entah kapan akan kami kunjungi kembali.

Stalaktit dalam gua juga cukup rendah, salah satu dari kami bahkan kepalanya harus digeser paksa oleh ibu pendayung sampan. Sebabnya, kami tak mengerti bahwa ia meminta untuk merunduk dalam bahasa Vietnam.

Sebelumnya kami memang sudah diingatkan oleh Kao, bahwa masyarakat Vietnam hanya sedikit yang mengerti bahasa Inggris.

Pada tengah perjalanan, seharusnya kami bisa menepi di pulau kecil yang terdapat bangunan serupa kuil. Bangunan tersebut juga turut menjadi lokasi syuting film Kong: Skull Island.

Kuil
Sebuah kuil di Trang An Complex, Vietnam.

Dari cerita Kao pula, di lokasi tersebut masih hidup suku asli setempat. Mereka benar-benar tinggal di pulau dekat tebing tersebut.

Sayang, lantaran cuaca yang tidak kondusif dan badan yang semakin menggigil, kami meminta pendayung sampan (tentu dengan bahasa isyarat) untuk segera menuju tempat semula.

Saat hampir tiba di lokasi pintu masuk, tiba-tiba pendayung sampan menepi di salah satu pinggir tebing. Sekira 3 ibu pendayung sampan sudah berada di tepi tebing tersebut lebih dulu.

Kami sempat kebingungan, lantaran ia berkali-kali berbicara dalam bahasa Vietnam sembari mengacungkan jari-jari tangannya. Beberapa menit kemudian, di hadapan kami yang masih kebingungan, ia mengeluarkan kertas dari toples plastik miliknya.

Kertas tersebut diberikan kepada kami, lengkap dengan pena. Ternyata, kertas itu semacam lembar testimoni dalam Bahasa Inggris untuk diisi setiap turis yang datang.

Lantaran tak semua turis menepi ke tebing itu, kami menduga lembar testimoni hanya diisi oleh mereka yang tak ingin menepi ke pulau yang sudah saya ceritakan sebelumnya.

Kami juga langsung mengerti maksud ibu pendayung mengacungkan jarinya, ternyata adalah nomor sampan miliknya yang wajib di isi di lembar tersebut.

Sungguh, Trang An merupakan destinasi wisata alam dari Vietnam yang akan menyisakan memori tersendiri bagi kami. Terlebih, perjalanan sekira 7 jam dari tanah air tidak terasa melelahkan.

Kami memilih maskapai regional dari Singapore Airlines, yakni SilkAir. Selama perjalanan, mereka membuktikan salah satu komitmen mereka, yakni soal pelayanan terbaik.

Selama perjalanan, istirahat kami yang menaiki kelas ekonomi cukup nyaman. Sebab, ruang gerak pada setiap kursi cukup luas. Pramugari juga menawarkan selimut dan bantal baru.

Kami juga ditawarkan makanan Asia. Ayam berbumbu dengan bihun pun menjadi kudapan kami selama di pesawat. Tak hanya itu, kami juga diberikan potonhan buah dan es krim.

Pada kelas bisnis, penumpang di perbolehkan membawa barang dalam bagasi hingga 30 kilogram untuk kelas Ekonomi dan 40 kilogram untuk kelas Bisnis.

SilkAir membanderol tiket perjalanan pulang pergi Bandung-Singapore-Hanoi, mulai dari Rp 8,6 juta.(*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved