Sabtu, 4 Oktober 2025

Kesan Penumpang yang Naik Kereta Api Wisata Priority

Dalam perjalanan perdananya, kereta tersebut terisi penuh, membawa 60 orang penumpang tujuan Yogyakarta, dan 30 orang tujuan Solo.

(KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI)
Suasana di dalam gerbong kereta api wisata priority saat perjalanan dari Jakarta menuju Yogyakarta, Jumat (4/8/2017). Kereta wisata kelas priority ini memiliki fasilitas antara lain Audio Visual On Demain (AVOD) di setiap kursi penumpang, Mini Bar, TV 52 Inch, Crew Khusus, toilet khusus dan kursi yang lebih nyaman dari kelas eksekutif. Harga tiket mulai Rp 750.000 sudah termasuk jasa restorasi 1x makan dan minum. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kereta Api Wisata Priority, yang digadang-gadang sebagai kereta dengan pelayanan terbaik yang bisa dipesan perorangan, telah melakukan perjalanan pertamanya pada Jumat (4/8/2017), dari Jakarta dengan tujuan Yogyakarta dan Solo.

Dalam perjalanan perdananya, kereta tersebut terisi penuh, membawa 60 orang penumpang tujuan Yogyakarta, dan 30 orang tujuan Solo.

Beragam pendapat tercurah dari para penumpang tersebut, setelah pertama kali merasakan kereta dengan pelayanan prioritas kelas tamu kepresidenan itu.

KompasTravel pun mengumpulkan ragam kesan hingga masukan dari para penumpang untuk kereta Wisata Priority.

Salah satu penumpang bernama Adnan (26) mengaku pada awalnya terpaksa membeli karena kehabisan tiket menuju Yogyakarta, sedangkan ia harus bekerja.

Namun, saat ditanya kesannya, ia mengatakan akan menggunakan kereta ini lagi untuk keberangkatan-keberangkatan selanjutnya.

"Untungnya memuaskan. Saya lihat dari suasana, pelayanan, dan fasilitasnya. Ketiganya terasa beda, dari kereta eksekutif biasa, lebih ramah seperti keluarga," ujarnya saat keberangkatan menuju Yogyakarta, Jumat (4/8/2017). 

Sementara Dwi Purnomo (33), rekan satu kerjanya mengeluhkan kurangnya fasilitas wifi untuk jaringan internet. Mengingat Dwi bekerja sebagai IT developer yang dituntut bekerja menggunakan jaringan internet di manapun dan kapan pun.

Sedangkan Hamid (55), yang merupakan dosen senior salah satu perguruan tinggi negeri ternama di Depok mengaku bangga PT KAI punya pilihan beragam kereta bagi para penggunanya. Ia mengusulkan alangkah lebih baik jika disediakan pilihan tempat penumpang berbentuk kasur, menjadi sleeper train.

Hamid membandingkan dengan negara-negara lain yang sudah lama memulainya, seperti rute Singapura-Kuala Lumpur dan Berlin-Amsterdam yang pernah ia naiki. Menurutnya negara tetangga sudah memulainya dengan kualitas yang lebih baik dan harga yang relatif lebih murah.

"Di dekat kita ada sleeper train Kuala Lumpur-Singapura, itu pilihan kereta luxury juga seperti ini, mereka sudah punya banyak pilihan lain. Tapi mereka harganya bisa lebih murah lho, jadi ga kalah bersaing sama pesawat," katanya. 

Lain lagi dengan Rina (32) dengan tujuan Kutoarjo, ia merasa bangga bisa naik kereta prioritas tersebut saat pertama kali diluncurkan. Hal pertama yang ia rasakan ialah interior elegan yang membuat suasana nyaman.

Sedangkan saat kereta kembali menuju Jakarta, Minggu (6/8/2017), Teguh (39) begitu mengapresiasi terobosan baru KAI dalam hal bisnis kereta. Karena mereka mengerti, gerbong yang selama ini bisa dinikmati hanya dengan rombongan, kini bisa perorangan.

"Tapi kenapa mereka gak minta masukan langsung lewat form konsumen pas peluncuran pertama ya? Kan pasti banyak masukan untuk ke depannya, apalagi market kan selalu berkembang," ungkapnya.

Ia sendiri sempat kecewa karena para petugas di stasiun belum banyak tahu tentang kereta ini dan tak ada petunjuk. Ia pun sempat salah kursi ke eksekutif satu, sebelum diminta pindah oleh pemilik kursi sebenarnya. 

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved