Wisata Yogyakarta
Bosan Buka Puasa di Pusat Kota? Rasakan Sensasi Ngabuburit di Puncak Gunung Purba Nglanggeran
Pernah mendaki hingga ke puncaknya? Jika belum, coba sempatkan dan nikmati panorama asyik dari puncaknya yang menjulang.
Pengelolaan kawasan wisata ini sudah profesional.
Banyak paket wisata ditawarkan oleh pengelola, antara lain; live in, outbond, paket makrab, camping, paket sunrise dan sunset, dan yang unik paket kunjungan ke kampung pitu di puncak timur Nglanggeran.
Tarif paket bervariasi mulai Rp 55 ribu/orang hingga Rp 300 ribu/orang.
Perintis wisata gunung api purba Nglanggeran ini bernama Sugeng Handoko.
Pemuda asli Patuk ini cukup beken, kerap diundang di forum-forum usaha mandiri karena inisiatifnya yang menginspirasi.
Gunung Nglanggeran disebut gunung api purba karena memang secara geologis dulunya gunung berapi yang aktif sekitar 60 juta tahun lalu.
Kala itu posisinya tidak seperti sekarang. Nglanggeran merupakan gunung api bawah laut.
Proses kebumian membuat gunung itu terangkat ke permukaan dan puncaknya kini terlihat menonjol sebagai gundukan-gundukan batuan beku berupa andesit, lava dan breksi andesit yang spektakuler.
Gunung Nglanggeran bisa disebut sudah mati karena tak ada lagi aktivitas vulkanik.
Pendakian menuju puncak dari pintu masuk gunung kira-kira bisa ditempuh satu jam untuk pergerakan cepat.
Untuk yang nanjaknya "woles" maksimal dua jam sampai ke puncak Gede yang ada tiang dan bendera merah putihnya.
Buat yang tidak sanggup nanjak, mendaki hingga Pos I dan kongkow di gundukan batu yang disebut gunung Bagong sudah lumayan.
Dari titik pandang ini, panorama cantik di selatan dan barat gunung terhampar jelas.
Menuju Pos I ini ada rute unik melewati celah sempit di antara batu besar dan tebing raksasa yang menjulang. Celah ini hanya leluasa dilewati satu orang.
Ada undak-undakan batu di teras terbawah sebelum pengunjung mesti meniti anak tangga dari kayu-kayu yang dipasang pengelola.