Sabtu, 4 Oktober 2025

Wisata Bangka Belitung

Lebaran Ruwah Desa Keretak: Saat Ketupat dan Lepat Jadi Sajian Wajib di Rumah Warga

Menjelang tibanya bulan ramadhan ada tradisi khas nan sakral yang dirayakan masyarakat Pulau Bangka yaitu tradisi Nisfu Sya'ban atau Ruwah Kubur.

zoom-inlihat foto Lebaran Ruwah Desa Keretak: Saat Ketupat dan Lepat Jadi Sajian Wajib di Rumah Warga
BANGKA POS/RESHA JUHARI
Sejumlah warga Air Anyer nganggung pada saat upacara adat Rebo Kasan di Masjid Baitul Iman, Air Anyer, Bangka, Rabu (9/1/2013). Nganggung adalah kegiatan membawa makanan dari rumah masing-masing dengan menggunakan dulang. Makanan yang dibawa dapat berupa aneka kue, atau buah-buahan, atau boleh juga nasi lengkap dengan lauk pauknya. BANGKA POS/RESHA JUHARI

Laporan wartawan Bangka Pos, Iwan Satriawan

TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Menjelang tibanya bulan ramadhan ada tradisi khas nan sakral yang dirayakan masyarakat Pulau Bangka yaitu tradisi Nisfu Sya'ban atau Ruwah Kubur.

Tradisi ini diperingati pada hari yang berbeda oleh masyarakat Bangka.

Ada yang memperingatinya sebelum jatuh pada tanggal 15 Sya'ban, ad yang berteptan dengan malam hari ke 15 Sya'ban dan ada pula yang diperingati pasca tanggal 15 Sya'ban.


Tradisi Ruwah Kubur. (Dok Bangka Pos)

Salah satu desa yang menggelar tradisi Ruwah Kubur sebelum tanggal 15 Sya'ban adalah Desa Keretak Kecamatan Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah.

Desa ini menggelar tradisi Ruwah Kubur, Kamis (19/5) bertepatan dengan tanggal 12 Sya'ban.

Tak jelas kenapa desa ini menggelar tradisi Ruwah Kubur sebelum tanggal 15 Sya'ban.

Yang jelas tradisi ini bernilai sangat sakral bagi warga desa setempat dan lebih ramai dari hari besar keagamaan seperti Lebaran Idul Fitri maupun Idul Adha.

‎"Ruwah Kubur Desa Keretak digelar Kamis (19/5). Ini sudah jadi agenda adat tahunan. Bagi masyarakat setempat tradisi ini lebih ramai dari lebaran," ungkap Camat Sungaiselan Budi Utama, Rabu (18/5).

Ia menjelaskan, tradisi Ruwah Kubur Desa ‎Keretak akan diawali dengan pembacaan Yassin dan doa secara massal pada Kamis (19/5) pagi di pemakaman umum Desa Keretak.

Selanjutnya masyarakat akan menggelar tradisi Nganggung yang dipusatkan di mesjid Al Ikhsan Keretak.

Setelah itu masyarakat akan membuka pintu rumahnya lebar-lebar untuk menerima sanak saudara maupun teman-teman yang datang bersilahturahmi kerumah mereka.

"Selain nganggung juga ada ceramah agama dan nasyid . Nantinya jalan akan ditutup untuk acara ini," ungkap Budi Utama.

‎Tokoh masyarakat Desa Keretak Adet Mastur mengungkapkan tradisi Ruwah Kubur memiliki makna religius bagi warga Desa Keretak.

"Ruwah ini sebagai ajang silahturahmi antara sesama masyarakat setempat dan warga luar desa. Selain itu tradisi ini merupakan wujud syukur terhadap rejeki yang diperoleh selama ini," jelas Adet yang juga merupakan anggota DPRD Babel ini.

Halaman
12
Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved