Selasa, 7 Oktober 2025

Internationale Tourismus Borse Dimeriahkan Empat Jenis Tari Kreasi Baru Bertema Nusantara

Empat jenis tari kreasi baru bertema Nusantara betul-betul menghebohkan audience di ITB Berlin 2016

Editor: Toni Bramantoro
www.adityanusantara.my.id
Pra penari Indonesia di Internationale Tourismus Borse 

TRIBUNNEWS.COM, BERLIN – Empat jenis tari kreasi baru bertema Nusantara betul-betul menghebohkan pengunjung di Internationale Tourismus Borse (ITB) Berlin 2016.

Dua laki-laki dan tiga perempuan asli Jawa Tengah yang tergabung dalam Kelompok Solo Dance Studio, Jawa Trail, itu tampil ekspresif dengan gaya tari yang rancak dinamis.

Keempat gubahan Eko Pece Supriyanto, dancer yang ngetop setelah sukses menjadi penari latar Madonna itu adalah Tari Gondang Batak, Tari Tapak Sayap Berjapin, Tari Legong Kipas dan Tari Tregel Banyumasan.

Musik tradisional Gondang Tapanuli, kombinasi fluit dan gendang khas Batak itu ditabuh dengan ritme cepat. Kelima penari itu, Putri Pramesti, Wirastuti, Astri Kusuma, Danang Cahyo dan Hafid Ponx menapak di atas panggung dengan gerakan khas wayang golek yang kaku-kaku lucu.

Ratusan orang yang menyaksikan sambil merekam dengan kamera HP-nya senyum-senyum sendiri.

Terkadang ikut menggerakkan kepala, leher, pinggul, kaki dan tangannya. Mereka seperti terhipnotis untuk mengikuti sang penari yang semuanya lulusan S-2 ISI Surakarta, yang berpusat di Kampus Kentingan itu.

“Tari Gondang Batak ini memang kolaborasi antara vokabuler tari tradisi Jawa dengan music Batak. Ini tarian khusus selamat datang, di tampilkan biasanya di awal pertunjukan untuk memberi suasana ceria dan jenaka,” kata penari Putri Pramesti, yang lulus S-2 tahun 2014 itu.

Tarian yang menggunakan kostum Jawa itu bersarung batik itu dipuji banyak orang, termasuk menjadi objek foto-foto bagi bule yang ikut terkagum-kagum. Tari itu pernah ditampilkan di program Indonesia Mencari Bakat tahun 2103, mengiringi Sandrina, si penari jaipong yang kecil itu.

“Tari ini juga pernah ditampilkan di Dance Box Festival di Osaka Jepang, 2006. Durasinya sebenarnya bisa 9-10 menit, tapi di Berlin hanya dimainkan 5 menit saja,” tutur Danang, Asisten Dosen Koreografi ISI Solo itu.

Beda lagi dengan tarian Tapak Sayap Berjapin Melayu, yang sama-sama ciptaan Eko Pece. Tari ini sangat Melayu, dengan music yang khas.

“Tarian ini pernah menjadi juara favourite di Festival Tari Tradisi Melayu 2009 di Palembang. Koreografernya saat itu Faturrahman Bin Said, orang Singapore. Kami mewakili Jawa Tengah,” jelas Putri yang jurusan Pengkajian Seni itu.

Tapak Sayap juga pernah tampil di SIPA –Solo International Performing Art 2010 di Pura Mangkunegaran. Lalu ditampilkan lagi di Solo 24 Jam Non Stop Menari 2012.

Tarian yang betul-betul baru ditampilkan di ITB Berlin ini adalah Legong Kipas, yang terinspirasi dari Tarian Legong dan Tari Baris. Sama-sama etnik Bali.

“Kami sudah tampil saat press conference di ITB Berlin,” ujar Hafid Ponx, yang lahir hari pasaran Pon tanggal 10 itu.

Sedangkan Tari Tregel Banyumas, baru akan dikeluarkan 13 Maret 2016, di Hari Minggu yang ramai pengunjung umum. Tarian ini lebih dinamis, lebih rancak, lebih ceria.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved