Wisata Yogyakarta
Terbang Melihat Indahnya Hamparan Alam Yogyakarta, Seru dan Mendebarkan
Pernahkah Anda membayangkan terbang bebas bak burung di angkasa sambil memandangi hamparan pemandangan ciptaan Tuhan?
Laporan Wartawan Tribunnews, Malvyandie
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Pernahkah Anda membayangkan terbang bebas bak burung di angkasa sambil memandangi hamparan pemandangan ciptaan Tuhan?
Kini, jika mau, Anda bisa mewujudkan impian tersebut.
Anda bisa terbang dengan pesawat kecil mengarungi angkasa luar sambil menikmati pemandangan dari udara.
Di Yogyakarta, misalnya, ada komunitas bernama Jogja Flying Club yang menawarkan sensasi terbang dengan pesawat kecil.
Komunitas ini merupakan kumpulan para penggemar olahraga terbang, khususnya hobi pesawat microlight.
Faslan, seorang instruktur di Jogja Flying Club menjelaskan, ada dua jenis dari pesawat yang dalam golongan microlight.
Keduanya masing-masing fleksi wing dan fix wing.
Fleksi wing adalah tipe pesawat yang sayapnya bisa digerak-gerakkan, sedangkan fix wing adalah tipe pesawat bentuk sayapnya tetap dan tidak dapat digerak-gerakkan.
Nah, komunitas Jogja Flying Club membuka peluang bagi Anda yang tertarik dengan dunia dirgantara untuk introduction flight, terbang sambil menikmati pemandangan Yogyakarta.
"Kami, komunitas JFC membuka wadah bagi mereka yang ingin bergabung untuk menggeluti olahraga dirgantara," katanya kepada Tribunnews.com, beberapa waktu lalu.
Introduction Flight
Beberapa waktu lalu, Tribunnews berkesempatan menjajal terbang dengan trike, sejenis gantole bermesin tunggal.
Daya jelajah jenis pesawat super ringan dengan tangki penuh bahan bakar ini dapat mencapai durasi terbang antara 2 sampai dengan 3 jam.
Membutuhkan kesiapan mental dan keberanian ekstra yang memicu hormon adrenalin ketika berada pada ketinggian antara 2000 – 5000 kaki (dpl), melayang-layang bak burung, sambil menikmati pemandangan alam perkotaan, pegunungan dan lautan.
"Penerbangan ini aman, mas. Risiko mungkin saja terjadi. Namun kita bisa mengantisipasi dengan kesiapan pesawat, manusianya dan mengikuti semua prosedur & peraturan keselamatan penerbangan yang ada," ujar Erico, pilot sekaligus pemilik trike yang membawa terbang Tribunnews keliling Yogyakarta.
Bagaimana kalau mesin pesawat trike yang kecil itu tiba-tiba mati saat dalam posisi terbang di angkasa?
"Tenang mas, meski mesin mati, pesawat itu masih bisa dikendalikan tanpa mesin, sampai mendarat dengan mulus," jawab Eriko.
Menurutnya, dari sekian jenis pesawat olahraga dirgantara, trike paling aman dibandingkan dengan ultralight ataupun pesawat swayasa.
"Bagi seorang yang ingin mendapatkan lisensi terbang, ujian akhir untuk dinyatakan lulus salah satunya mampu mendarat mulus di landasan setelah mematikan mesin di ketinggian tiga ribu meter," terangnya.
Komunitas
Sebagai komunitas terbuka, Jogja Flying Club membuka pintu bagi siapa pun yang ingin bergabung.
"Syaratnya tentu harus sehat dan mau mengikuti training menerbangkan pesawat," kata Faslan.
"Untuk lebih jelasnya, silakan folllow akun instagram kami, @jogjaflyingclub," tambah Faslan.
Setiap Sabtu dan Minggu, komunitas ini berkumpul di landasan udara Adisucipto milik TNI-AU.
Mereka berkegiatan dari pukul 07.00 WIB sampai jam 14.00 WIB.
Komunitas ini memiliki anggota 20 orang, dan memiliki 18 pesawat microlight.