Minggu, 5 Oktober 2025

Wisata Kalsel

Cerita Unik Masjid Su'ada, Kalimantan Selatan: Beduk yang Bikin Takut Belanda hingga Jam Matahari

Masjid tersebut merupakan saksi bisu sejarah perjuangan rakyat Kandangan dalam melawan penjajahan Belanda.

Banjarmasin Post/Yayu Fathilal
Beduk di Masjid Su ada. 

Keduanya adalah mantan Perdana Menteri Indonesia, Mohammad Natsir dan mantan wakilnya, Mohammad Roem ke Desa Wasah Hilir.

Mereka kemari untuk rapat dengan tokoh-tokoh masyarakat Kandangan dalam rangka perjuangan melawan penjajah Belanda.

"Mereka rapatnya di Gedung Musyawarah dekat masjid ini. Peristiwa itu diabadikan di prasasti di halaman masjid ini," paparnya.

Prasasti itu, tak sekadar berfungsi sebagai prasasti, namun juga sebagai jam matahari atau oleh warga setempat disebut jidar.

Jam tersebut digunakan untuk mengetahui waktu salat.

"Orang zaman dulu kan nggak ada jam seperti sekarang ini. Jadi, untuk mengetahui waktu salat hanya mengandalkan pergerakan matahari dan posisi bayangan benda," katanya.

Di pucuk prasasti itu ada sebatang besi ditancapkan sebagai tolak ukur bayangan benda.

Di bawahnya ada ukiran gambar yang mirip dengan arah mata angin untuk melihat posisi jatuhnya bayangan besi yang terpapar sinar matahari.

"Jadi, kalau bayangan besi di posisi tertentu, bisa dipastikan itu sudah masuk salat apa. Misalnya di posisi ini berarti sudah pukul 12.00 Wita dan ketika bayangan lewat sedikit, berarti pukul 12.04 Wita, artinya sudah masuk waktu salat zuhur," terangnya sambil jarinya menunjuk ke posisi tertentu di jam matahari itu.

Waktu tersebut ternyata sangat akurat dari dulu.

Ketika posisi bayangan tegak berarti matahari tepat di tengah, jika dipaskan dengan jadwal salat modern ternyata selalu pas dan akurat.

"Misalnya di jadwal salat yang sekarang ini waktu salat zuhur pukul 12.04 Wita, dicocokkan dengan jam matahari ini, selalu tepat posisi bayangannya pas pukul 12.04 Wita adalah waktunya salat zuhur. Dari dulu nggak pernah terselisih waktunya," jelasnya.

Jam matahari itu tak hanya bisa menunjukkan waktu salat, namun juga musim.

"Misalnya, kalau bayangan besinya ke arah selatan berarti sedang musim hujan," paparnya.

Pendiri masjid ini pun bukan sembarang orang, yaitu dua orang ulama lokal terkenal di masanya, yakni Syeikh H Abbas bin Al Allamah Syeikh H Abdul Jalil dan Syeikh HM Said bin Al Allamah Syeikh H Sa'duddin.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved