Sabtu, 4 Oktober 2025

Wisata Aceh

Masjid Baiturrahman Banda Aceh, Saksi Robohnya Jenderal Belanda, Dibakar dan Dihempas Tsunami

Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh menyimpan banyak memori. Saksi robohnya jenderal Belanda, dibakar penjajah hingga dihempas tsunami.

Serambi Indonesia/Nurul Hayati
Masjid Raya Baiturrahman di pusat Kota Banda Aceh. 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati

TRIBUNNEWS.COM, ACEH – Bagi masyarakat Aceh, Masjid Raya Baiturrahman bukan sekedar rumah ibadah.

Masjid tersebut adalah simbol dari spirit perjuangan.

Pernah dibakar dan dibangun kembali oleh penjajah Belanda tatkala perang Aceh berkecamuk.

Di masjid ini pula lah salah seorang jenderal Belanda, Kohler meregang nyawa.

Ketika dari balik reruntuhan masjid seorang gerilyawan Aceh, Teungku Imum Luengbata (19) melesakkan besi panas tepat di jantung sang jenderal.

Sebuah peristiwa yang memukul mental serdadu Belanda dan menggemparkan Eropa.

Kohler dan riwayat sebatang ketapang

Di area pekarangan Masjid Raya Baiturrahman terdapat sebatang pohon yang dinamai Kohleerboom atau pohon Kohler.

Di bawah pohon ketapang (Sterculia foetida) atau dalam bahasa lokal disebut bak geulumpang itulah Kohler roboh bersimbah darah.

Oleh penjajah Belanda, ia adalah sosok pahlawan yang tewas saat merebut masjid sebagai benteng pertahanan rakyat Aceh.

Untuk mengenang peristiwa itulah maka disematkan nama Kohlerboom (Bahasa Belanda) pada pohon ketapang tersebut.

Namun seiring waktu, pohon tua itu pun meranggas, lalu mati.

Batang pohon Kohler itu sampai sekarang tersimpan di Museum Negeri Aceh.


Presiden RI, Joko Widodo bersama Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen TNI Agus Kriswanto, Kapolda Aceh Irjen Pol Husein Hamidi dan unsur muspida plus lainnya melaksanakan Shalat Ied Idul Fitri 1436 Hijriah di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (17/7/2015). Khatib sekaligus imam dalam shalat Id itu adalah Syekh Ali Jabier.  (SERAMBI/ M ANSHAR)

Kemudian pada tahun 1988, Gubernur Aceh kala itu, Ibrahim Hasan menanam kembali pohon jenis ketapang di titik robohnya Kohler.

Di tempat itu juga dibangun monumen yang prasastinya berbunyi:

"Tanggal 14 April 1873 di tempat ini Mayor Jendral J.H.R. Kohler tewas dalam memimpin penyerangan terhadap Masjid Raya Baiturrahman".

Banda Aceh, 14 Agustus 1988

Gubernur Ibrahim Hasan

Ketapang itu bukan sekedar pohon biasa, tapi pohon bersejarah yang tumbuh di masjid kebanggaan sekaligus benteng pertahanan rakyat Aceh.

Proyek perluasan masjid

Di bawah kepemimpinan Gubernur Aceh sekarang, Zaini Abdullah atas nama proyek perluasan masjid, pohon bersejarah itu pun ditebang.

Aksi pekerja proyek pada Kamis, (19/11/2015) menuai banyak reaksi dan kekecewaan.

Secara terbuka Kepala Proyek Perluasan Masjid Raya Baiturrahman meminta maaf kepada rakyat Aceh.

“Kami minta maaf pada rakyat Aceh atas kondisi ini,” ujar Ir Munir Muslih yang disiarkan Serambi FM.

Menurutnya Kohlerboom tidak mungkin dipertahankan lagi karena tanah di halaman masjid itu harus digali sedalam 4 meter untuk membangun landasan tiang pancang.

Lantas bagaimana halnya dengan riwayat Kohler dan sebatang ketapang?

Menurut Munir prasasti insiden Kohler itu pun sudah dipindah sementara.

Menjelang proyek perluasan Masjid Raya selesai. tugu dan prasastinya akan dipasang kembali di tempat semula.

Kita lihat saja.

“Kalau pohon menurut saya oke-oke aja ditebang karena bisa ditanam kembali. Yang penting prasastinya harus dijaga lantaran itu bukti sejarah,” tegas Sejarawan Aceh, Rusdi Sufi kepada Tribun Travel.

Sejak ditebang pekan lalu hingga saat ini, Kohlerboom masih menjadi pembicaraan hangat di tengah masyarakat Aceh.

Banyak yang menyesalkan dan tidak sedikit yang kecewa.

Tak heran, Masjid Raya Baiturrahman yang dibangun pada tahun 1612 itu bukan sekedar rumah ibadah, melainkan benteng pertahanan.

Masjid yang dibangun pada abad ke-17 itu telah melawat melintasi zaman dari era kerajaan, perang kemerdekaan, hingga bencana maha dahsyat tsunami.


Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh pada masa kolonial Belanda.

Tempat ini adalah destinasi 'wajib' bagi mereka yang melakukan wisata reliji di Aceh.

Nah! Jika anda berkunjung ke Kota Banda Aceh sekarang, maka anda akan mendapati masjid kebanggaan sekaligus ikon Aceh itu sedang dipugar.

Perluasaan proyek meliputi landscape dan infrasruktur tersebut menurut target memakan waktu 700 hari.

Menurut rencana pekarangan masjid yang sudah berumur 4 abad lebih itu akan disulap layaknya Masjidil Haram di Mekkah.

Menegaskan simbol Aceh sebagai Serambi Mekkah.

Saksikan juga!

Video-video pawai obor menyambut Tahun Baru Islam 1437 H

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved