Minggu, 5 Oktober 2025

Arief Yahya: Jadikan Singapura Pintu Gerbang Menuju 'The World Next Door' Indonesia

Total warga dan ekspatriat Singapore tak lebih dari separoh Jakarta. Luasan Pulau Singapore tak lebih dari seperempat Pulau Bali

Editor: Toni Bramantoro
Foto Dhani Irfan
Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc., (kiri) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Total warga dan ekspatriat Singapore tak lebih dari separoh Jakarta. Luasan Pulau Singapore tak lebih dari seperempat Pulau Bali.

Tapi hilir mudik orang dari seluruh penjuru dunia ke Negeri Singa Putih itu mengalir tak habis-habisnya, dalam volume dan frequensi yang wow. Kita harus bagaimana?

Jawab Menpar Arief Yahya tegas: Jadikan Singapore sebagai hub. Jadikan Singapore sebagai gate, menuju “the world next door” Indonesia. Singapore itu, semungil apapun negaranya adalah titik penghubung Barat-Timur, Utara-Selatan, Tenggara-Barat Laut.

Di mana ada gula, di situ banyak semut. Itu hukum pasar yang susah dibantah. Karena itu konsep single destination yang digagas dan akan dilaunching bulan Oktober 2015 antara Indonesia-Singapore untuk menggarap pasar Tiongkok, Jepang, Korea, India, Eropa-Amerika itu semakin mendesak dan masuk akal.

Data kunjungan wisman bulan Agustus 2015 di 19 pintu utama imigrasi cukup meyakinkan, dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2014.

Mesir tumbuh paling tinggi, dengan persentase 25,51%, disusul Tiongkok 24,97%, lalu Singapura sebesar 23,28%, Taiwan 16,68%, dan Inggris 11,50%. Itu dilihat berdasarkan kebangsaan atau asal negara, bukan dari asal kota terakhir take off menuju Indonesia.

Persentase kenaikan Singapore sangat seksi. Persentase besar dari angka yang besar, karena Singapore adalah peringkat nomor satu jumlah wisman ke Indonesia, disusul Malaysia, Tiongkok, Australia, Jepang, Korea dan Timur Tengah.

Tetapi, secara komulatif, dari bulan Januari sampai Agustus 2015, persentase pertumbuhan Singapore tidak masuk 5 besar. Tiongkok yang terbesar 20,74%, disusul Mesir 12,21%, Inggris sebesar 10,22%, India sebesar 10,16% dan Amerika Serikat  sebesar 2,48%.

“Karena itu menggenjot promosi di Singapore, untuk mendorong ke papan atas dalam pertumbuhan wisman itu menyelesaikan banyak hal. Menaikkan persentase originasi Singapore, otomatis melipatgandakan jumlah wisman yang inbound. Jaraknya dekat, waktu terbang tidak lama, akses pintu banyak, termasuk via pelabuhan di Batam-Bintan, dan banyak keunggulan kompetitif dan komparatif dari atraksi yang dimiliki Indonesia, dengan alam dan budayanya,” kata Menpar Arief Yahya.

Data di tiga great utama, juga semakin menegaskan, Great Batam naik 20,71%, Great Jakarta naik 15,54% dan Great Bali Ngurah Rai turun 11,29%. Kenaikan Batam cukup fantastis, dan itu yang terbesar pasti berasal dari Singapore. Di saat Bali sedang diteror erupsi Gunung Raung, yang membuat 11 persen anjlok, wisman asal Singapore bisa menjadi bamper.

“Itu salah satu nilai strategis Singapore dalam konteks pariwisata. Saya yakin Bintan is the next Bali itu bisa terwujud, jika kita konsisten dan intensif dalam promosi di Singapore,” kata Mantan Diret PT Telkom itu.

Promosi dalam bentuk ekspo di Bandara Internasional Changi Singapore, 1-11 Oktober 2015 nanti akan dilihat, seberapa efektif menaikkan kunjungan dari Singapore. Liburan akhir tahun nanti, bulan Desember 2015 sampai awal Januari 2016 bisa dilihat lagi impact-nya.

Tetapi bukan hanya Changi yang akan dijadikan titik promosi langsung. Oktober ini juga akan dilangsungkan Food Festival di kota tua Novotel Clark Quay, Singapore. Pusat entertainmen yang dulunya kota tua, dan disulap menjadi objek hiburan, café, clubbing, di tepian muara sungai yang hidup sampai larut pagi.

Di Clark Quay itu, juga banyak ekspatriat dan wisatawan berwarga negara non Singapore yang datang. Prinsipnya sama dengan di Changi Airport, menjaring ikan di kolam yang sudah banyak ikannya.

Sekali ciduk sudah banyak ikan ikan yang terangkut. Clark Quay, selain tempatnya asyik, juga bisa menginspirasi kota-kota lama dan bangunan heritage di Indonesia untuk direstorasi menjadi kawasan entertainmen yang hidup sepanjang hari.

Seperti diketahui, target wisman asal Singapura pada tahun 2019 adalah 3.765.000 orang. Originasi Singapore diproyeksikan 19% dari target 20 juta wisman yang dicanangkan Presiden Jokowi. Masuk akalkah?

“Sangat masuk nalar. Singapore yang sekecil itu saja bisa menggaet 15 juta wisman setahun? Malaysia yang tidak lebih dari 10 destinasi unggulan juga mampu mendapatkan 27 juta wisman? Thailand yang dianggap paling sukses menyumbang 20% GDP itu juga 25 juta wisman? Kita harus melihat ke luar, untuk menata di dalam,” jelas Arief Yahya.

Menempatkan Singapore sebagai hub, kata dia, itu sudah pas. Faktanya, Singapore memang negara hub, tempat jutaan orang transit setiap tahun. Indonesia diuntungkan juga berada di dekat negara hub. Karena limpahan dari pengunjung Singapore itu sudah bisa melebar, dan itu bukan hanya warga negara Singapore.

“Singapore sudah sukses dengan posisinya sebagai pusat financial services. Kita harus membuka pintu dengan pariwisata dulu, sebelum masuk dan mengembangkan ke sektor komersial yang sama. Berawal dari pariwisata, ciptakan ekosistem yang kondusif dulu, hidupkan bisnis berbasis pariwisata, promosikan yang kuat, kelak itu akan membuka pintu global,” paparnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved