Selasa, 7 Oktober 2025

Pecinta Fashion Etnik Wajib Kunjungi Koleksi Songket dan Batik Terbaik Museum Tekstil Indonesia

Anda pencinta dunia fashion khususnya yang bermotif etnik? Kunjungi dan lihat koleksi batik dan songket terbaik Museum Tekstil Indonesia.

Tribunnews.com/ Reynas Abdila
Koleksi tekstil dan songket di Museum Tekstil Indonesia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pecinta kain tradisional disarankan mengunjungi Museum Tekstil, karena tempat ini menyimpan koleksi batik Indonesia yang sangat lengkap.

Berlokasi di Jl. K.S. Tubun Nomor 2-4, Jakarta Barat, kain-kain tersebut dipajang secara apik dengan fasilitas pendingin ruangan.

Berbagai kain tenun dari seluruh penjuru Nusantara dapat disaksikan di sini begitu pula dengan perlengkapan alat tenunnya untuk membuat tekstil.

"Ada kain-kain tenun seperti songket, batik yang dapat disaksikan di sini," ujar seorang penjaga Museum Tekstil kepada Tribun Travel, Jumat (4/9/2015).

Museum ini menempati sebuah rumah yang dahulu dimiliki oleh orang Perancis, pada tahun 1978, Ibu Negara Tien Soeharto kemudian meresmikannya menjadi Museum Tekstil Indonesia.


Pengunjung mengamati koleksi tekstil dan songket di Museum Tekstil Indonesia.

Sebelum diresmikan gedung Ex Depsos ini dipugar terlebih dahulu oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin dari 1 Mei 1975 sampai 30 Maret 1976.

Museum Tekstil juga dibina atas kerja sama antara Pemerintah DKI Jakarta, Dirjen Tekstil, dan Himpunan Wastra Prema Masyarakat.

Gedung dengan arsitektur bergaya Art Craft ini memiliki ruang display yang memamerkan teksil Indonesia baik milik museum maupun koleksi para desainer dan masyarakat pecinta tekstil.

Display disajikan dalam ruangan terbuka bertujuan untuk mengundang pengunjung menyimak secara detil.

Selain bisa mengeksplorasi secara jelas juga untuk menciptakan hubungan yang erat dengan tekstil Indonesia.

"Seluruh pameran yang ada di ruang display disajikan secara terbuka agar pengunjung dapat melihat betapa indahnya tenun milik Indonesia," sebut dia.

Koleksi Museum Tekstil berjumlah yaitu 2.350 koleksi yang terdiri dari 886 koleksi kain batik, 819 koleksi kain tenun, 150 koleksi busana, dan tekstil kontemporer.

Contohnya adalah Lipa Sabbe asal Sulawesi Selatan mempunyai motif bunga besar bergaya bebas di atas latar polos diperkenalkan pada tenun Bugis sekitar tahun 1975.

Motif ini dibuat dari lajur-lajur kecil benang pakan tambahan yang diambangkan di atas sejumlah benang lungsi sekaligus.

Pakan tambahan terletak di atas pakan dasar sehingga tidak tampak di bagian bawah wastra.

Selanjutnya, Sarung & Selendang asal Jambi berbahan tenun yang telah mengalami kebangkitan sejak tahun 1990 dengan penggunaan benang baru yang menjadikannya semakin menarik dan menambah keindahannya.

Kain tenun Jambi ini menggunakan polyster hijau untuk pakan dan lungsi sedangkan pakan tambahannya menggunakan benang modern berwarna tembaga.

Adapun Tajung Songket dari Sumatera Selatan yang lahir pada abad ke -20 atas kecintaan terhadap batik Jawa dari Lasem telah menghasilkan jenis ragam hias baru pada songket Palembang.

Contoh ini memperlihatkan lajur diagonal dari bentuk dasar batik Lasem dan panel melintang berbentuk geometris yang dikenal sebagai kepala tumpal mainan pada batik Jawa.

Masih ada banyak lagi jenis kain Nusantara antara lain Sarung Batik Madura & Lasem, Selandang Jumputan Yogyakarta, Geringsing Wayang Kebo Bali, Batik Encim serta Batik Pekalongan.

Galeri Batik

Menuju ke arah timur terdapat galeri yang menampilkan sejumlah batik kuno dan batik perkembangan dari masa ke masa.

Ini merupakan embrio Museum Tekstil Jakarta yang diresmikan pada 2 Oktober 2010 dalam rangka meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap Batik.

Seluruh batik dari tanah air Indonesia dipamerkan dengan display ruangan yang menarik.

Batik-batik yang digunakan untuk baju wayang pun disajikan di galeri yang berukuran tidak lebih besar dari ruang pamer utama.

Tak ketinggalam kain batik untuk seprai, bantal, dan guling ikut dipajang di bagian belakang galeri.

Menyusuri teras belakang ada toko museum yang menjual kain batik mulai dari harga termurah batik Betawi Rp 200 ribu hingga Rp 4 jutaan.

Jadi jangan sampai lupa memperoleh cinderamata di toko museum sekaligus mampir ke perpustakaannya yang mengajarkan proses pembuatan tekstil.

Museum ini beroperasi setiap hari Selasa hingga Minggu pukul 09.00-15.00 WIB, wisatawan akan dikenakan biaya Rp 5.000 per orang.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved