Wisata Surabaya
Terapi Kerokan di Limajari Refleksiologi, Surabaya, Lelah Usai Traveling Langsung Hilang
Terapi kerokan dilakukan dengan menggunakan minyak khusus yakni minyak Shu Jun Lu sebuah minyak yang didatangkan langsung dari Tiongkok.
Laporan Wartawan Surya/Wiwit Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Seusai bepergian atau melakukan perjalanan jauh, kondisi badan yang lelah menyebabkan seseorang mudah terserang masuk angin.
Indikasinya badan meriang, greges, lelah maupun tak bersemangat. Jika ini yang terjadi maka dibuat apapun untuk beraktifitas pasti tidak akan nyaman.
Banyak hal untuk mengatasi kondisi tubuh yang sedang tidak fit ini, sebagian orang melakukan kerokan untuk membuat tubuh menjadi fit lagi.
Kerokan adalah sebuah cara mengatasi masuk angin dengan cara menggaruk bagian punggung dengan menggunakan minyak dan benda tumpul seperti dengan uang logam, koin atau alat khusus kerokan .
Kerokan banyak dilakukan masyarakat di tanah air dengan menggunakan koin dan balsem atau minyak gosok pada bagian tubuh terutama punggung dan sebagian di dada atau lengan.
Praktis memang, tapi khasiatnya cukup ampuh dan manjur terutama bagi yang mengalami gejala pegal-pegal, flu atau demam atau biasa di kenal dengan masuk angin.
Sebenarnya siapa saja bisa melakukan kerokan.
Namun ada baiknya bila mengetahui secara benar, bagaimana kerokan ini agar benar benar bisa membantu meringankan sakit atau gejala tidak enak badan hingga kembali bugar.
Tari Sofia terapis dari Limajari refleksiologi di Jalan Jemursari Surabaya, mengatakan untuk kerokan memang ada terapi tersendiri.
“Kalau ada keluhan nggak enak badan atau sepertimasuk angin, biasanya ada terapi ekrokan dulu sebelum ke terapi lainnya,” jelas Tari.
Terapi kerokan dilakukan dengan menggunakan minyak khusus yakni minyak Shu Jun Lu sebuah minyak yang didatangkan langsung dari Tiongkok, yang terasa hangat ketika digosokkan.
Kandungan minyak Shu Jun Lu ini mampu meredakan dan mengeluarkan angin dan membuat kembali bugar.
Untuk kerokan kata tari hanya dilakukan pada punggung. “Biasanya kerokan dilakukan di punggung dan sekitar leher, namun kami menghindari daerah sekitar leher karena di sini banyak syaraf besar,” katanya.
Khusus untuk daerah sekitar leher, jika tetap dilakukan kerokan maka dilakukan secara pelan pelan.