Wisata Sumsel
Ada 76 Air Terjun dan Ribuan Situs Megalit di Lahat Sumsel
Selain itu masih ada potensi bangunan kolonial Belanda, serta rumah adat yang sudah berusia 250 tahun.
"Potensi wisata di Lahat memang luar biasa. Tapi pengembangannya butuh waktu serta keseriusan semua pihak terutama pemerintah. Namun efeknya akan terasa, terutama ekonomi kerakyatan dan pendapatan daerah," ujar Mario Andramartik (48), pemerhati budaya dan pariwisata Kabupaten Lahat.
Aktivitas kunjungan yang terus bertambah membuat penduduk di sekitar Curup Maung merasa memiliki harapan untuk berkembang.
Mereka sempat terkejut, potensi alam yang biasa mereka lihat selama ini menyedot perhatian banyak orang.
Peluang menambah penghasilan pun berada di depan mata.
Mereka yang selama ini hanya sibuk mengurus kebun kopi, kini memiliki penghasilan tambahan dari hasil membuat fasilitas sederhana di lokasi wisata.
Ada yang membuat tangga, mendirikan pondok yang bisa dijadikan tempat mengganti pakaian hingga berjualan makanan dan minuman.
"Lahat sebenarnya bisa menjadi tujuan wisata, kalau mau mengembangkan semua aset wisata yang dimiliki. Potensi yang ada memiliki nilai jual tinggi, dibanding daerah lain di Sumsel," kata Mario.
Mario mengaku sudah lebih dari delapan tahun mendata dan mengamati aset wisata yang ada di kabupaten ini.
Bahkan sebagian besar sudah ia kunjungi, mulai dari megalit, air terjun, rute arung jeram, serta peninggalan kolonial belanda.
Namun hingga kini belum satu pun yang bisa dikembangkan Pemerintah Kabupaten Lahat menjadi destinasi wisata, yang dijual kepada Indonesia serta dunia.
Menurut Mario, di Lahat terdapat 76 air terjun. Masing-masing memiliki aneka bentuk dan rupa menawan.
Sebagian besar terbilang cukup berkelas dan cantik, hingga banyak dikagumi di dunia.
Ia bahkan memosting di dunia maya, dan mendapat pujian dari rekan-rekannya di luar negeri mulai dari Eropa hingga di Amerika.
Keindahan kabupaten ini belum termasuk ribuan situs megalit yang terbagi dalam belasan komplek megalit, dan memilki beragam bentuk seperti arca, dolmen, rumah batu, lumpang batu, dan lesung batu serta menhir.
"Bahkan di dalam sebuah buku yang tulis warga negara asing Lonely Planet, megalit di Lahat yang berada di komplek Tinggi Hari merupakan yang terbaik dan sempurna di Indonesia bahan dunia," katanya.