Wisata Lampung
Soto Babat Ibu Amah di Tanggamus, Empuk dan Kuahnya Kaya Rempah
Soto ini tidak disajikan dengan kuah santan, melainkan kuah bening dengan khas warna kuning yang berasal dari kunyit.
Selain itu, ia menambahkan potongan tomat merah segar, plus daun bawang sebagai pemanis hidangan.
"Ibu memang enggak make bihun atau kol. Jadi cukup tauge saja, biar konsumen bisa lebih fokus nikmatin serunya makan soto babat yang ada di sini," ungkap perempuan paruh baya itu pada Tribunlampung.co.id.
Dari satu mangkuk hidangan soto babat sajian Ibu Amah, potongan babat yang berukuran cukup besar memang mendominasi tampilan.
Ia cukup menonjol di antara tauge, tomat, daun bawang dan siraman bawang goreng yang diberikan saat hendak disajikan ke meja makan.
Bagaimana soal rasa?
Saat mangkuk sajian tergeletak di meja, jangan berikan sentuhan lain pada soto babat Ibu Amah.
Sebab anda akan mendapatkan sensasi rasa murni dari soto babat.
Gurih bawang putih berpadu kaldu sapi.
Aroma jahe dan kunyit yang telah berpadu dengan pedas merica, kayu manis, dan pala begitu kuat terasa.
Sedangkan untuk babatnya, begitu lunak dan aman untuk dikunyah.
Tampaknya sang empu warung makan telah melewati masa pemasakan cukup lama untuk daging babat sebelumnya digunakan untuk soto.
Pasalnya, seperti siketahui, babat memiliki tekstur keras dan alot jika tidak ditangani dengan baik.
Sedangkan aroma amis dari babat, hampir tidak ditemui di soto babat Ibu Amah.
Ini pun menunjukkan, babat telah mengalami proses pencucian dan pemasakan dengan rempah yang apik sehingga rasa eneg dari aroma gilang begitu saja.
"Babatnya sebelumnya telah ibu rebus, jadi sudah empuk. Pas nyajiin tinggal motong-motong aja di mangkuk dan disiram kuah," ujar ibu amah yang membanderol soto babatnya seharga Rp 16.000 semangkuk.