Wisata Sulut
Tugu Pers Mendur Minahasa, Sejarah Karya Foto Putra Sulut Memotret Soekarno Bacakan Teks Proklamasi
Karya foto bersejarah Putra Minahasa yang memotret Presiden Soekarno bacakan teks proklamasi kemerdekaan tersimpan di Tugu Pers Mendur di Minahasa.
Sebagai bentuk penghargaan terhadap keduanya, dibangun Tugu Pers Mendur di tanah kelahiran mereka di Kelurahan Talikuran, Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa.
Patung keduanya dibangun berdiri di atas kamera jenis Leica yang menjadi senjata keduanya.
Di sebelah kiri adalah Alex dan kanan adalah Frans.
Tugu ini diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 Februari 2012, bertepatan dengan peringatan Hari Pers Nasional yang digelar di Manado, Sulawesi Utara.
Di belakang tugu yang dicat emas ini, berdiri sebuah rumah panggung kecil khas Minahasa yang dicat putih.
Di dalamnya dipajang 130 foto hasil jepretan keduanya pada masa perjuangan Indonesia dulu.
Lima foto Frans yang paling dikenal yakni pembacaan teks proklamasi oleh Bung Karno, upacara pengibaran bendera, teks proklamasi tulisan tangan asli, teks proklamasi ketikan, serta suasana upacara.

Penjaga gedung Tugu Pers Mendur di Minahasa, Sulut (Tribun Manado/ Finneke Wolajan)
Sementara hasil karya Alex yang paling dikenal yakni penjemputan Jendral Sudirman saat perang geryla, Bandung lautan api, Konferensi Meja Bundar, Konferensi Asia-Afrika, Perjanjian Lingkar Jati, Supersemar, Bung Tomo saat memkabar semangat rakyat pada 10 November 1945.
Alex sebenarnya juga mengabadikan momen detik-detik proklamasi tersebut, hanya saja ia tertangkap tentara Jepang, yang lalu merusak filmnya. Sementara Frans lolos dari kejadian itu.
"Alex ketemu tentara Jepang, diperiksa, dan filmnya dirusak. Saat itu Frans tahu kalau film Alex dirusak. Frans lalu menyimpan kamera dan filmnya di bawah tanah, tak jauh dari kantor berita Asia Raya," ujar Pierre Mendur, penjaga museum kecil tersebut, Selasa (26/05/2015).
Setelah tiga hari dikubur, Frans lalu mengambil kembali kamera dan film yang dikuburnya.
Seminggu setelah itu dicetak dan sebulan kemudian terbit di harian Asia Raya, tempat dimana keduanya bekerja.
"Foto itu kemudian menyebar ke luar negeri, dan diakui bahwa Indonesia telah merdeka," ujar Pierre yang merupakan cucu keduanya.
130 foto yang terpasang bernuansa hitam putih, berukuran 10R. Ruangan begitu sederhana.
Foto-foto itu dipajang keliling dinding ruangan. Sementara hanya ada satu papan yang berdiri di tengah.