Sabtu, 4 Oktober 2025

Wisata Jambi

Masjid Seribu Tiang, Tanpa Dinding dan Pintu, Tempat Wisata Religi Bersejarah di Kota Jambi

Masjid ini tidak berdinding dan tidak berpintu, kecuali bagian barat dan mihrab yang dihiasi kaligrafi bertuliskan ayat Alquran, nama-nama Allah.

Tribun Jambi/Wahid Nurdin
Masjid ini dikenal dengan sebutan Masjid Seribu Tiang, meskipun jumlah tiang di tempat tersebut tidak mencapai seribu 

Laporan wartawan Tribun Jambi, Wahid Nurdin

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI – Tahukah Anda jika di Jambi terdapat masjid yang cukup unik dan dikenal dengan sebutan Masjid Seribu Tiang?

Nama masjid ini sebenarnya adalah Masjid Agung Al Falah yang berarti kemenangan.

Namun karena banyaknya tiang penopang masjid, maka masyarakat setempat menyebut tempat tersebut masjid seribu tiang.

Masjid ini tidak berdinding dan tidak berpintu, kecuali bagian barat dan mihrab yang dihiasi kaligrafi bertuliskan ayat Alquran, nama-nama Allah (Asmaul Husna), nama Nabi Muhammad, dan empat khalifah Islam sepeninggal Rasulullah SAW.

Karena tidak berdinding, suasana sejuk yang alami dirasakan siapapun yang berada di dalam bangunan itu, meskipun tempat tersebut tidak dilengkapi AC alias pendingin ruangan.

Masjid Seribu Tiang di Jambi
Suasana Masjid Seribu Tiang di Jambi. (Tribun Jambi/Wahid Nurdin)

Tiang di Masjid Al Falah terdiri dari dua jenis.

Pertama, tiang-tiang langsing berwarna putih dengan tiga sulur ke atas menyanggah sekeliling atap masjid sebelah luar.

Bentuk tiang kedua berupa tiang silinder berbalut tembaga menopang struktur kubah di area tengah bangunan masjid.

Penggunaan tembaga untuk menutup tiang tiang silinder ini memberikan kesan antik namun megah pada interior masjid Al-Falah.

Berdiri di areal seluas 2,7 ha dan mampu menampung 10 ribu jemaah, Masjid Al Falah juga termasuk dalam kategori masjid Indah di Indonesia.

Sejarah Masjid Seribu Tiang

suasana masjid seribu tiang
Dua jemaah tengah beribadah di dalam Masjid Seribu Tiang, Jambi. (Tribun Jambi/Wahid Nurdin)

Sejarawan Jambi Junaidi T Noor mengatakan tanah di lokasi masjid ini berdiri, dulunya merupakan pusat kerajaan Melayu Jambi.

Namun pada tahun 1885 tempat ini dikuasai Belanda dan dijadikan pusat pemerintahan serta benteng pertahanan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved